Minggu, 28 Desember 2014

Lebih dari ini : "kamu yang baik, dan tempat sampah"

Aku tau kamu baik.
Sangat baik malah.

Rela menjadi tempat sampah cerita banyak orang. Termasuk aku.
Jangan heran jika banyak orang yang menaruh rasa sayang yang terungkap atau dipendam saja pada mu.

Dan aku hanya menjadi satu titik diantara ribuan titik yang ada dalam hidup mu.

Kamu baik.
Membuat ku sulit untuk pergi sekedar untuk menetralkan sesuatu yang seharusnya tidak ada.
Menetralkannya, seperti susu yang menetralkan obat dalam alat pencernaan. 

Aku sulit untuk melepaskan mu.
Entah sampai kapan, aku akan terus begini.
Khawatir jika aku terlalu bergantung pada mu.
Sehingga jika kamu yang meninggalkan aku, aku yang akan sulit sendiri.

Kamu baik.
Hanya mereka saja yang salah menangkap cerita-cerita ku, sehingga merasa kamu jauh dari baik.
Tapi itu tidak akan lama, setelah mereka bertemu dengan mu, tentunya mereka akan memiliki pandangan lain tentang mu. Semoga saja.

Setelah direnungkan lebih dalam.
Ternyata aku yang jahat, bukan kamu.
Terus-terusan menyiksa mu dengan rasa bersalah.
Terus-terusan menjadikan mu bantalan tinju ku.
Jahat membohongi diri sendiri dengan ilusi-ilusi hati, sehingga segalanya menjadi sulit dan rumit.
Hanya aku saja yang jahat.

Aku tau kamu tulus setulus penyanyi bernama tulus itu bernyanyi di atas panggung.
Tulus meminta maaf pada ku.
Tulus ingin memperbaiki segalanya.
Tulus bersikap baik pada ku, pada semua orang, Tulus tanpa ada embel-embel apapun itu.

Seseorang yang kelak akan menjadi teman hidup mu, mungkin dia akan menjadi seseorang yang beruntung, bisa mendampingi mu, membuat kisah-kisah petualangan baru bersama  mu dalam hidup mu.

Kamu baik untuk saat ini dan seterusnya.
Kesalahan setitik bukan berarti kamu buruk sepenuhnya.
Karena kita semua manusia biasa yang tentunya memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi buruk.
Seperti spongebob yang pernah memiliki dua sisi : kasar dan halus.

Karena kamu baik, kamu boleh menjadi kan ku tempat sampah keluh kesah mu, ketika tempat sampah lain tidak ada yang terbuka.

Aku akan ada dibelakang mu, kamu hanya perlu menoleh kebelakang dan menumpahkan segalanya dikala kamu resah.

Aku, kamu, karya mu, dan hujan. Ayo kita bersama dalam artian apapun yang kamu mau.

Jumat, 12 Desember 2014

Sesuatu yang Indah Tidak Memerlukan Perhatian.

Sesuatu yang indah tidak memerlukan perhatian.
Cukup dengan diam dan menghayati setiap incinya.
Mencoba menemukan keindahan dari sudut pandang mana pun.
Untuk sesuatu yang tidak tampak, coba rasakan keindahannya dengan hati.
Maka akan kita temukan arti indah yang tidak perlu diperhatikan.

Terkadang apa yang dimata kita terasa indah, mungkin disudut orang lain terasa biasa saja.
Terkadang hal sederhana bila benar-benar dihayati, akan terasa luar biasa.
Seperti lukisan abstrak yang terasa istimewa dimata mereka yang mengerti.
Kita yang awam mungkin hanya menganggap lukisan itu seperti coretan biasa.
Padahal sesungguhnya memiliki makna yang dalam.
Beda cara memaknai, beda cara menghargai.
Beda diri, beda perspektif.

Terkadang sesuatu yang indah tidak memerlukan perhatian.
Sama seperti lukisan abstrak yang tergantung di dinding.
Memiliki keindahan tersendiri bila di maknai.
Dan tidak akan terasa indah, bila dipandang hanya dengan sebelah mata tanpa penghayatan.

Mungkin tidak cukup dengan perhatian.
Mungkin harus dibarengi dengan penghayatan.
Sulit dimaknai, sulit dimengerti.
Bahkan tentang kata “sesuatu yang indah tidak memerlukan perhatian”.

Kita memaknainya dengan cara yang berbeda, pasti.

Jumat, 05 Desember 2014

Sisi Positif, Perjalanan Malam.

Perjalanan malam memang menyeramkan, terlebih jika kamu sendirian.
Tapi meski begitu, aku sangat menikmati perjalanan malam yang terjadi semalam.
Sebenarnya tidak dapat dikategorikan malam, ya baiklah agar lebih rinci kita mulai saja.

*Asal-usul perjalanan setelah magrib.
Perjalanan ini terjadi sekitar pukul 18:15 WIB setelah shalat magrib, sebenarnya ini adalah perjalanan diluar rencana. Rencana sebelumnya adalah aku akan di jemput oleh ayah ku kira-kira pukul 15:00 WIB di kostan samping kampus, namun tiba-tiba ayah ku menelfon memberi kabar, katanya kereta kuda besi (baca: Motor) tidak bisa melintasi jalan yang menuju kostan ku, karena terhalang oleh banjir dan aku dianjurkan untuk pulang besok pagi saja. Aku pun bimbang, aku sudah sangat ingin pulang, rasanya akan sangat melelahkan (hati) bila harus menunggu besok pagi.  Akhirnya terpikirlah ide untuk melakukan perjalanan pulang seorang diri menggunakan kendaraan umum setelah selesai shalat magrib, agar perjalanan terasa tenang.

*pemandangan indah yang membuat semakin rindu ibu.
Keluar pintu gerbang kostan, melintasi rumah warga dan berniat membeli minum untuk dijalan, aku menemukan hal yang menakjubkan. Aku melihat seorang ibu sedang mengajarkan anaknya yang masih balita berwudhu. Subhanallah sungguh indah pemandangan itu, tak henti-hentinya aku tersenyum. Semakin rindulah aku kepada ibu ku dirumah ketika melihat pemandangan itu, sehingga semakin semangat lah aku untuk pulang. Langkah ku semakin cepat, meski bulir-bulir keringat mulai membasahi wajah ku, aku tidak peduli. Aku hanya ingin pulang.

*Kerlap-kerlip kombinasi lampu kendaraan dan lampu jalanan.
Di dalam kendaraan,dan  di ketinggian yang membuat jarak pandang ku terhampar luas, selalu kerlap-kerlip lampu kendaraan dan lampu jalanan  mampu membuat ku terpukau, dan selalu mampu membuat senyum ku semakin berkembang menikmati pesona lampu yang berkilauan. Ya memang ramainya kendaraan di jalan raya selalu mencipta macet, dan macet itu membuat stress, membuat waktu banyak terbuang. Tapi coba nikmati agar rasa stress akan waktu yang terbuang itu setidaknya dapat terobati meski hanya sedikit dengan melihat betapa indahnya kerlap-kerlip lampu yang terhampar dijalan raya itu. Melihatnya seperti melihat berlian yang berkilauan, indah, romantis, dan bercahaya, membuat diri terpesona akan indahnya malam tanpa bintang.

*Trans Jakarta dan LDR Raisa
Hal gila yang ku lalui selanjutnya adalah, berdesakan di dalam Trans Jakarta. Sebenarnya itu adalah hal yang biasa, meski Trans Jakarta senantiasa ramai, aku selalu suka menumpang di dalamnya. Dengan berada di dalamnya membuat ku semakin dekat dengan masyarakat sosial, aku bisa mengamati tiap gerak-gerik yang ada dan mengambil hikmah dari kejadian yang dialami oranglain. Perjalanan pulang kali ini seperti biasa aku lalui sambil mendengarkan radio di handphone ku, berharap aku bisa mendapat informasi tentang jalanan yang akan ku lalui. Saat sedang asyik menikmati suasana di dalam Trans Jakarta, lagu yang terputar di radio yang sedang ku dengar adalah lagu dari Raisa yang berjudul LDR, aku ingin tertawa rasanya. Entah mengapa aku merasa hal ini lucu, aku serasa sedang berada dalam pembuatan video dari lagu LDR ini. Alhasil karena aku tidak mungkin tertawa sendirian, aku hanya tersenyum menahan tawa. Bila diceritakan memang tidak lucu, tapi jika diantara kalian (pembaca tulisan ini) ada yang pernah merasakan hal yang sama, mari kita tertawa bersama hahaha X'D .

*Menunggu nomer 18 dan Romantisme anak smp.
Turun dari Trans Jakarta, bukan berarti urusan ku selesai, aku masih harus menunggu angkutan umum nomer 18. Aku pikir semua akan berjalan lancar ternyata, penantian ku akan nomer 18 ini harus berlangsung lama, karena angkutan 18 ini dipenuhi oleh penumpang-penumpang lain. Saat sedang menunggu sambil menikmati kerlap-kerlip lampu kendaraan, perhatian ku terpecah dengan kehadiran anak SMP yang masih berseragam putih-biru padahal jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat hampir setengah delapan. Kehadiran mereka awalnya biasa saja bagi ku, sampai aku menemukan sesuatu yang lain, “sepasang dari mereka bergandengan tangan”. Mungkin pemandangan ini sudah biasa di ibu kota kita, tapi buat ku ini menjadi lucu. Bukannya apa-apa, memang pada jamannya hal ini terlihat amat biasa, tapi setelah aku melewati jamannya dan kembali melirik kebelakang rasanya masih belum pantas, usia mereka rasanya masih terlalu belia bahkan untuk hal ini. Lucu dan aku lagi-lagi menahan tawa, entah aku yang norak atau entahlah, yang jelas aku sudah mendapatkan yang ku tunggu, dia si biru 18 yang akan membawa ku pulang.

*Bapak supir angkot, yang mengingatkan perjuangan seorang ayah mencari nafkah.
Di dalam angkot 18 ini, aku kembali mengamati sekitar sambil masih mendengarkan radio di handphoneku. Posisi ku dekat dengan sang supir angkot, saat sedang berada di tengah kemacetan, sang sopir mendapat panggilan telepon dari handphonenya, dan ia pun mengangkatnya. Sepertinya dari anaknya, karena seakan-akan ia berbicara dengan anak kecil mengatakan bahwa ia sebentar lagi akan pulang dan sekarang sedang dijalan. Seketika aku teringat ayah ku, apa waktu aku kecil aku pernah melakukan hal yang sama seperti anak supir angkot itu?, entah mengapa aku tersenyum menyaksikan kejadian kecil yang manis itu. Aku pun kembali pada dunia ku, mengamati jalanan yang terpampang jelas dihadapan ku.

*Home sweet home.
Setelah melakukan perjalanan panjang, akhirnya sampai juga aku di rumah. Bertemu bapak dan ibu ku, kakak ku, dan ditambah bertemu dengan anggota keluarga baru (anak kucing) yang sangat lucu. Ah banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan ini, sungguh menyenangkan sekali perjalanan malam hari ini meski lelah dirasa. Semoga saja perjalanan selanjutnya dapat menemukan pelajaran dan pengalaman baru^^, AAMIIN.

Memandang segala sesuatu dari sudut yang posisitif, tentunya akan lebih melegakan dan membuat segalanya menjadi terasa ringan, Tenang tanpa keluh kesah. Ikhlas, berpikir positif, khusnudzan, dan sabar.

ftrrzkm-




Selasa, 25 November 2014

Surat Blog untuk Guru.

Teruntuk mu, bapak dan ibu guru.

Semoga bapak dan ibu membacanya.

Tepat pada hari guru yang diperingati hari ini, izinkan aku mengungkapkan rasa terimakasih untuk guru-guru ku yang telah silih berganti mengajari ilmu-ilmu pengetahuan kepada ku. Mengisi  setiap kekosongan cangkir penampung ilmu ku ini. Dari hal kecil sampai hal besar yang ku terima tentunya akan sangat berguna bagi ku dan tak akan ada yang sia-sia.

Terhitung sejak taman kanak-kanak,  berarti  sudah 13 tahun aku melalui masa sekolah ku, mengenal siapa-siapa saja yang menjadi guru-guru ku, dan siapa-siapa saja yang mengajari ku mata pelajaran di sekolah. 

Tidak kenal lelah, terus memberikan pembelajaran meski tidak jarang kami (murid-murid mu) tidak mengerti tentang materi yang di ajarkan. Tidak pernah patah semangat menasehati, saat kami (murid-murid mu) mulai kehilangan arah dan bertingkah nakal semau kami. Tampak sangat sederhana profesi sebagai guru, namun besar maknanya bagi pembangunan moral anak bangsa, itu lah makna profesi yang bapak dan ibu guru jalani dimata ku.

Kini aku sedang menjalani sebuah proses untuk menuju kesana, sebuah proses untuk meneruskan perjuangan ibu dan bapak guru untuk mencerdaskan anak bangsa, semoga dapat terwujud dalam beberapa tahun kedepan, aamiin.

Bapak dan ibu guru yang senantiasa membimbing ku, terimakasih telah mengajari ku banyak hal, terimakasih telah membuat ku mau belajar, membuat ku mau berusaha untuk mengkaji ilmu-ilmu yang telah kau tuangkan dalam cangkir ku. Tanpa jasa mu aku tidak akan tau tentang ilmu apa saja yang ada di dunia ini. Mungkin aku akan menjadi buta huruf, buta angka, buta warna, buta ilmu pengetahuan dan sebagainya sehingga akan mudah bagi orang lain untuk membodohi ku.

Bapak dan ibu guru yang tidak pernah mengenal lelah mendidik ku, maaf bila terlalu banyak cela yang ku lontarkan di belakang mu, maaf bila aku terlalu kosong untuk mengerti materi-materi yang kau ajarkan, maaf bila banyak peraturan-peraturan yang ku langgar, dan maaf bila aku terlalu sering tidak menangkap makna baik yang kau lemparkan.

Kini aku akan belajar agar aku bisa menjadii penerus mu yang terbaik. Mendidik siswa-siswi agar semakin lebih baik, menjadi generasi emas penerus bangsa. Aku akan melanjutkan perjuangan bapak dan ibu guru di masa yang akan datang.

Terimakasih tak terkira ku ucapkan dengan tulus atas jasa-jasa semua bapak dan ibu guru yang selama 13 tahun ini silih berganti memberikan pelajaran-pelajaran bagi ku.

Untuk guru-guru ku yang masih tinggal bersama ku di dunia yang fana ini, maupun untuk yang telah pergi lebih dulu.
Semoga kita dapat bertatap muka lagi, sekedar untuk menyapa, atau menjabat tangan mu.
Semoga salah satu diantara bapak dan ibu guru ku selama 13 tahun belakangan ini, ada yang membaca sepucuk surat Blog yang ku rangkai dengan kata yang terbata ini.
Semoga...

SELAMAT HARI GURU untuk guru-guru ku dan para pendidik di seluruh duniaaaa~
Terimakasih atas konstribusinya :) 

Sekian saja.
Tak pandai aku merangkai kata.

Dari seseorang yang pernah menjadi murid mu.
Ftrrzkm..


Aku dan KOMBUN mempersembahkan Surat Blog yang benar-benar ku tulis dari hati untuk guruku, Selamat Hari Guru

Kamis, 20 November 2014

Seperti Daun yang Menguning.

Aku daun kering yang terhempas jatuh ketanah.
Terbawa angin dan terinjak.
Mencipta luka, menimbulkan duka.
Tak apa memang sudah begitu jalannya.

Aku menguning berguguran seketika itu juga.
Ya begitulah.
Tersapu oleh sapu, atau angin yang berhembus.
Ya entahlah, semakin terbiasa saja dengan ini.

Dihadapan mu aku tertawa, menggores lengkungan senyum di wajah.
Entah benar atau tidak.
Yang jelas, apa yang ku miliki saat ini benar adanya.
Tentang makna yang ku miliki atas angin yang menghempaskan ku.

Tergores lagi hati.
Luka lain sisi.
Bertambah setiap harinya, tak terhapus sedikit pun.
Biarkan begini adanya.
Menjadi sebuah pelajaran yang entah akan berguna atau
berdebu seiring berjalannya waktu.

Sekian saja dari aku yang semakin terhempas.

Senin, 10 November 2014

Tetaplah Menatap Lurus ke Depan

Tetaplah menatap lurus ke depan.
Jangan menoleh kemana pun.
Biarkan punggung mu terpajang jelas di hadapan ku.
Biarkan lapangnya punggung mu, ku nikmati meski hanya dari kejauhan.
Maaf bila aku lancang mengamati mu.


Mengamati mu tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Aku tidak akan memberikan isyarat apa pun agar kamu mengerti, tidak akan.
Sungguh yang aku ingin hanya berdiam diri ditempat ku, mengamati setiap inci gerakan yang kamu lakukan.
Sudah cukup buat ku.
Tidak perlu kamu tahu ada aku di belakang mu.
Tidak perlu kamu berbalik dan memberi senyum itu.

Ada atau tidak ada aku bagi mu semua sama saja.
Memberi isyarat atau tidak, semua akan tetap sama, tidak akan merubah apapun.
Maka cukup buat ku menikamati bayang mu, punggung mu.
Dan cukup buat ku melihat senyum dan tawa mu meski itu bukan karena ku.

Mungkin bodoh, naif atau terlihat seperti omong kosong.
Tapi aku berusaha merasa cukup dengan itu.
Karena bisa apa aku? jika memang nyatanya hanya itu yang dapat ku miliki.
Berusaha cukup, meski dikenyataannya memang tidak pernah cukup.   


Tetaplah menatap lurus ke depan, sehingga raga mu tetap terpampang jelas dihadapan ku.
Dan banyang mu bisa ku simpan rapat-rapat dalam mata ku.


kau membelakangi ku, ku nikmati bayang mu~
dee-Hanya Isyarat.

ftrrzkm.
5/11/2014.
masih bersama hening..

Rabu, 05 November 2014

Seperdelapan dari Satu.

dokumentasi by: ftrrzkm
Bukan setengah, atau seperempat, tapi seperdelapan.
Utuhmu yang bisa kumiliki hanya seperdelapannya.
Semoga saja tidak dibagi dua lagi menjadi setengah dari seperdelapan yang kumiliki.
Hitungan matematika memang rumit, serumit aku memaknai apa yang sedang terjadi.

Aku yang lagi-lagi malah menutup mata, menutup telinga.
Bersikap seakan tidak tahu apa-apa.
Tidak mau melihat fakta nyata.
Tidak mau mendengar fakta yang ada.
Mungkin egois, ya memang egois.
Tapi aku hanya ingin memiliki seperdelapan dari satu yang dimilikinya.
Sedikit saja, tidak bisa kah?

Aku pun sudah merasa cukup dengan apa yang ada sekarang.
Meski kenyataannya hanya menimbulkan banyak luka disisi hati sana-sini.

Tolong jangan larang, setidaknya untuk saat ini.
Nanti saat aku sadar dari bunga tidur yang terangkai, mungkin aku yang akan melepaskan seperdelapan yang kumiliki itu.
Untuk saat ini aku ingin membiarkan diri tenggelam dalam bunga tidur yang kupunya.
Kenyataan yang seperti bunga tidur tepatnya.
Manis, n

amun ternyata hanya mimpi saja.

Sederlapan darimu sudah cukup, menatap punggungmu saja sudah terasa bahagia buatku.
Sesederhana itu, mohon dimengerti, terimakasih.
Untuk jauhmu yang ingin kurengkuh seperdelapannya.

Ftrrzkm..

Bersama sunyi dan bisunya dinding kamar.

Selasa, 28 Oktober 2014

Hari Blogger Nasional.

Hari ini tanggal 28 Oktober 2014.
Kemarin tanggal 27 Oktober 2014.

Hari ini hari sumpah pemuda ya?, iya enggak sih? -_-"
Kemarin hari blogger nasional ya?, iya kan ya?.

Banyak hal-hal yang aku lewatkan begitu saja, bukannya sok sibuk atau gimana, tapi aku masih penyesuaian mengatur waktu. Maklum masih 'MABA' jadi masih adaptasi gitu, ngatur waktu ngerjain tugas kuliah, sama tugas di kamar (nyuci-nyetrika).
Laptop ini pun jadi jarang dipake buat ngisi blog, karena emang lagi fokus sama yang lain, ah intinya otak ku lagi becabang banget.

Point utamanya adalah "Aku suka nge Blog, aku punya Blog, aku mungkin Blogger" hahaha jadi SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL, *idiiiiiih telaaaat*Digampar* .___." .

harapannya ya semoga blog ini makin berkualitas, karya ku juga makin berkualitas, makin ada jiwanya, enggak cuma curcol-curcol.
terus proyek aku juga lancar hihi^^. mohon doanya semuaaa.

Semangat UTS lah pokoknya.
Semangat jadi anak kost jugaaa, pengen pulaaaang hahaha :').

SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL buat semua blogger dan KOMBUN :3

ah iya sempet keilangan fokus tadi pas lagi ngerjain tugas dengan damai di terbuk -_-. terus? -.- sudahlah aku mau pulang.

sekian

ftrrzkm.
Sendirian di Teater Terbuka (Terbuk) UNJ .

Rabu, 08 Oktober 2014

Buku, Pasar Senen, dan Musholah

                “Jangan menilai buku dari luarnya saja” Sering kita mendengar istilah seperti itu, biasanya digunakan dalam hal ‘mengenal’ kepribadian seseorang, namun kini aku ingin mengaplikasikannya pada sebuah pengalaman membahagiakan yang ku temukan disore hari bersama seorang teman. Hari itu aku dan seorang teman bertekad untuk mencari buku penunjang mata kuliah, di pusat buku-buku bekas tepatnya di Pasar Senen. Banyak mahasiswa-mahasiswa yang dengan santainya mencari buku-buku yang diperlukan disana,dengan berbagai alasan sendiri tentunya, termasuk aku. Aku memilih pasar senen sebagai pemeran utama dalam melengkapi buku-buku mata kuliah karena harga disana cukup jauh lebih murah dibandingkan dengan di toko-toko indah berudara AC. Meski memang kualitas buku yang dipunya berbeda, tidak masalah buat ku, karena yang terpenting adalah ‘isi’nya.

                Setelah berkeliling mencari buku yang ternyata akhirnya tidak mendapatkan apa-apa, aku dan teman ku tersebut memutuskan untuk menunaikan sholat ashar, aku pikir akan sulit mencari musholah ditempat itu , ternyata musholah yang dicari-cari terpampang jelas di depan mata, Alhamdulillah. Setelah memasuki musholah teresebut, subhanallah tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan, musholah tersebut bersih dan rapih serta ber-AC, dan yang terpenting tempat wudhunya terpisah antara laki-laki dan perempuan.

                Inilah mengapa aku sebut jangan menilai buku dari luarnya, ternyata pasar senen yang sangat merakyat itu, memiliki musholah yang nyaman dan bersih, melebihi musholah-musholah yang pernah ku temui di tempat wisata-wisata yang bahkan tempat wudhunya bercampuran antara laki-laki dan perempuan. Sangat bersyukur rasanya saat itu, karena jika dipaksa sholat di kostan kemungkinan tidak akan tepat waktu.

Kamis, 02 Oktober 2014

Bukan Salah Abu-Abu.

Ketika abu-abu menjadi warna pilihan.
Ketika abu-abu menjadi kesukaan.
Tetapi bukan salah abu-abu ketika warna hidupmu menjadi kelabu.
Bukan salah abu-abu pula, ketika dia menjadi serba abu-abu dan tidak jelas.

Jika dibiarkan mengalir begitu saja tanpa arah, kamu akan terombang ambing.
Sedikit bahagia, sedikit tersipu, sedikit marah, dan sedikit kecewa.
Semua menjadi tidak jelas.

“keluar saja dari aliran air itu!”
Sayangnya tidak semudah itu.
Perlu usaha untuk berenang ketepian, naik kedaratan, dan enyah dari hadapan aliran air tersebut.
Terlalu lama membiarkan dirimu hanyut, maka bersiaplah untuk terbentur batu.
Terbentur batu dan segalanya menjadi kelabu, penuh kesedihan, penuh kemarahan.

Mungkin segalanya sudah jelas, hanya saja lagi-lagi kamu menyangkalnya.
Menyangkal dan membiarkan dirimu terbawa arus deras aliran air dan ngambang.
Ngambang sama dengan mati.
Mati tanpa ada usaha untuk menyelamatkan diri menuju ketepian daratan aman.

Lagi-lagi ini bukan salah abu-abu.
Dia yang tidak jelas, dan kamu yang terbawa arus.
Abu-abu hanya menjadi warna kesukaan saja.

Jika hidupmu menjadi kelabu, jangan salahkan abu-abu.


Ftrrzkm.
Meluapkan segalanya melalui kata-kata.
5:33am dan terkuaklah segalanya.
ceritanya sungai ^^

Selasa, 30 September 2014

Menyangkal dan Menolak Cuma Bikin Lelah.

Terkadang kita mati-matian mencari tau sesuatu sampai titik temu.
Setelah sampai pada titik itu? tak jarang kita menutup mata bila kenyataannya tak sejalan.
Atau mengelak, dan terus memaksa agar segalanya sejalan dengan kehendak kita.

Kenapa?
kenapa harus susah-susah mengelak dan tidak menerima kenyataan?
Padahal dengan menerima membuat segalanya lebih ringan.

Menyangkal dan menolak Cuma bikin lelah.
Tetapi, untuk menerima sesuatu yang tak sama dengan harapan itu berat dirasa.

Pendam saja.
Meski menyesakkan.

Terima saja.
Meski pahit dirasa.

Lelah diawal, semoga saja memang hanya diawal.
Dan seterusnya, semoga yang dituju mengerti.
Mengerti akan lelah yang dicakup rongga hati yang dipadu rindu dan ingin.

Pahami, sudah.

Luapkan, lupakan, atau pergi sekalian.
Cara-cara untuk membuat beban terangkat.

Jika letih, istirahatlah.
Jika sakit, carilah cara untuk mengobatinya.

“Lukamu akan kering, akan hilang, bila kamu berusaha mengobatinya”

Sekian saja.


IDB I lantai 6, ditepian ruangan bersama dingin dan hamparan pemandangan yang akan indah bila dimaknai.
ftrrzkm~

Selasa, 23 September 2014

Empat Lebih Baik daripada Tiga dan Aku Rindu

Aku akan bahagia bila kamu pun bahagia.
Dan sedih ini akan tercipta bila sedih mu terasa.
Karena kita sudah terlalu sering bersama saling berbagi cerita dan berbagi solusi.

Disebut teman?  bisa, sahabat? Bisa, keluarga? Pasti.

Saling pengertian, saling memahami, semoga selalu seperti ini.
Rindu terasa ketika jarak tercipta.
Teruntuk saat ini, saat kita masing-masing memiliki satu dua kepentingan yang berbeda di tempat yang berbeda.
Dan pertemuan akan terasa lebih indah dan bermakna nantinya, percayalah.

Entah bagaimana, senyum ku selalu terpancar saat beban berat sekalipun ketika kita berbicara.
Via telepon atau bahkan social media.
Hibur mu, membuat ku kembali ceria.
Apa jadinya bila tak ada kamu dalam hidupku?.

Betapa bersyukurnya aku bisa mengenalmu.
Meski kita nyatanya dipertemukan di tempat yang sama-sama tidak kita kehendaki.
Dan pasti itu sudah jalan dari-Nya, jalan yang patut kita syukuri.

Cepat pulang.
Semoga kita dapat bertemu dalam waktu dekat.
Aku rindu, dan aku yakin kamu pun seperti itu.
Sehat selalu disana dan saling mendoakan.
Fotonya diganti yang kerudungan yaaaak :3



“4 lebih baik daripada 3”


pertama kalinya lagi kumpul berempat setelah LDF-an (Idul Adha) :3

Minggu, 14 September 2014

Semusim, Sewindu, Sebisanya.

Tempat yang baru, suasana baru.
Adaptasi atau tertinggal dibelakang sana.
Siluet masa lalu masih terus menghantui.
Terserah waktu, terserah harus kapan aku lupa.
Lupa dan meninggalkan siluet masa lalu yang pedih atau barang kali lebih menyenangkan dari ini.

Tempat baru, hidup baru, dan perjuangan baru.
Waktu kemudian bertanya, kapan kamu bisa lupa?
Semusim kah?.
Sewindu kah?.
Aku pun menjawab, Sebisanya!!

Untuk apa dilupakan?, nyatanya semua itu sudah dibangun sebisanya dulu.
Untuk apa dilupakan?, bila siluet masa lalu itu masih bisa membuat senyum ku ada.
Tertawa mengingat kekonyolan tingkah ku bersama mu.
Bukakankah itu indah?, lantas untuk apa terburu-buru menghapusnya hanya karena setitik luka?.

Dibangun sebisanya, dan bila harus diruntuhkan pun sebisanya.
Biarkan sisa-sia puing masa lalu itu ada, biarkan berserakan, BIAR!

Di lantai tertinggi, di suasana baru, dan di gelapnya malam.
Biarkan aku meruntuhkannya sebisanya, semampu ku.
Meski siapapun tau, akan sulit menghapus semuanya.
Sulit menghapusnya seperti kartu memory yang rusak entah karena apa.
kembali dan kembali lagi data yang disimpannya, meski telah berulang kali di hapus.

Semusim, Sewindu, Sebisanya, atau tidak sama sekali.
Aku memilih sebisanya.
Dan membiarkan sisanya ada, dan membuatku ingat.
Ingat bila pernah ada manis, meski telah terkontaminasi oleh pahit yang hanya setitik.

ftrrzkm.
di malam yang hening, diatas atap dengan penerangan seadanya.

Sabtu, 13 September 2014

Sebuah Senyuman Pertama.

Orang asing yang saling tidak mengenal saja, bisa saling memberi senyum dan saling menyapa.
Lantas kenapa kita tidak?.
Kita sudah bukan orang asing lagi.
Meski memang tidak pernah secara resmi saling menyebutkan nama.
                         
Sebuah kemajuan dimulai.
Kamu tersenyum padaku dengan sahajamu.
Kamu tersenyum padaku dengan cara khasmu, yang aku dan orang lain tak punya.
Sampai-sampai aku lupa memberi respon.

Hari ini, entah benar-benar untukku,  ataukah untuk seseorang lain dibelakangku.
Senyummu ada, mengarah padaku.
Meski akal sehat selalu menanamkan senyum itu bukan untukku.
Tapi aku merasa cukup, melihat lengkungan itu di wajahmu.

Setidaknya senyuman pertamamu dapat kusaksikan, kunikmati, dan kukenang.
Setidaknya aku tidak perlu penasaran lagi memikirkan bagaimana bentuk senyummu.
Setidaknya aku bisa menyimpan senyum itu.
Meski nyatanya tak ada label senyum itu untukku dan akan menjadi milikku.

Senyum mu bagai bulan sabit dilangit malam sana.
Bercahaya, berbahaya, namun menenangkan hati dan berbalik membuatku tersenyum.


Setidaknya tindakan gilaku, sikap anehku dapat membuatmu tersenyum untuk kesekian kalinya lagi.

Jumat, 12 September 2014

Kerlap-kerlip langit Jakarta.

Langit Jakarta yang terpampang luas di layar kaca.
Tampak megah dimalam hari nan hening.
Bersama,  kita menatap langit di atap rumah.
Berharap doa akan lebih cepat sampai.

Akhirnya mimpi masa kecil ku, dapat tersamapaikan.
Telentang diatap rumah, menatap langit dengan tenang.
Melihat bulan meski  tanpa bintang menemani.
Menyaksikan kerlap-kerlip lampu-lampu kota  Jakarta dimalam hari.
Meski dari jarak sekian jauhnya.

Indah, bagai hamparan cahaya bening sang bulan yang memantul di perairan luas lautan.

Berharap kamu ada disini, menemani, melihat keindahan bersama, dan saling bertukar senyum.


Bersama-sama mengagumi indahnya kerlipan cahaya ini.


Bersama-sama berharap akan hal yang sama, kita dapat selalu berbicara seperti ini, meski penyatuan masih belum terjamah.


Dan untuk Jakarta yang tampak keras, sisi lembut mu terlihat ketika malam tiba untuk dinikmati.

Ilusi Hati.

Bohong yang paling menyakitkan adalah kebohongan yang dilakukan sang hati pada akal sehat.
Bohong yang paling menyebalkan adalah membohongi diri sendiri.
Mengiya kan yang tidak, dan mengtidakan yang iya.
Mengadakan yang tidak ada, dan mentidak ada kan yang ada.

Akal sehat menolak ilusi-ilusi itu.
Tapi sang hati selalu menerima ilusi-ilusi itu.
Sebuah tanda yang tidak benar-benar sebuah tanda.
Sebuah Ilusi hati yang membelenggu diri.

Awalnya terasa indah.
Akhirnya tidak terasa apa-apa, atau terlalu menyeramkan untuk di rasa.
Karena ilusi hati hanya membuat mu tersenyum di awal tanda saja.
Setelah sadar?, hilang lah semua.

Ilusi hati selalu menerbangkan jauh kelangit sana tanpa sayap sekalipun, tanpa alat sekalipun.
Ilusi hati pada akhirnya akan membuat mu jatuh terhempas dan terjerembab kedasar bumi.
Membuat luka kembali terkoyak.
Membuat bunga yang mekar di hati, kembali berguguran tak ingin tumbuh lagi.

Ilusi hati, adalah keindahan yang melukai.
Seperti mawar berduri, yang di sentuh sembarang tangan.
Atau seperti kaktus yang durinya punya makna indah sendiri.

Ilusi hati, sebuah luka yang dirasa sendiri.

Karena prasangka yang diciptakan sendiri.

Minggu, 24 Agustus 2014

Duh Indonesia, Sebuah Pengharapan dari Sang Hati Berbicara

Duh Indonesia.
Kata orang Indonesia sudah merdeka sejak 69 tahun yang lalu.
Merdeka itu seperti apa memang?.
Mungkin yang di maksud itu Indonesia merdeka dari penjajahan, dari serangan peluru, dari pembantaian asing atas nyawa para pahlawan.
Itu benar!, tapi rakyatnya? mari kita perhatikan.

Duh Indonesia.
Begitu mirisnya hati ini merasa, ketika sepasang mata melihat apa yang disiarkan media masa.
Rakyat mu rela berdesakan demi selembar hijau dua puluh ribuan.
Untuk membeli beras katanya.

Duh Indonesia.
Begitu mirisnya kah keadaan ekonomi rakyat mu?.
Sampai rela terinjak,terdorong,dan terpukul demi sesuap nasi untuk keluarga?.
Ya begitulah, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
Sakit hati ini melihatnya.

Duh Indonesia.
Aku hanya pelajar yang hidupnya saja masih di tanggung orang tua.
Akan jadi apakah aku nanti?.
Semoga saja dapat mecerdaskan umat, dengan menjadi guru yang baik.
Agar segalanya dapat berubah, walau hanya setitik.

Duh Indonesia.
Kurang sejahteranya rakyat mu, apa karena kurangnya pendidikan yang diraih dengan layak?.
Tak dapat terpenuhinya kualitas pendidikan pun karena tak adanya biaya.
Lagi-lagi untuk memenuhi sesuap nasi saja sullit, katanya.

Duh Indonesia.
Lantas apa yang harus diperbuat?.
Entahlah, aku saja masih meraba-raba masa depan ku.
Semoga saja tahun-tahun kedepan, tak ada lagi pemberitaan mengenai rakyat mu yang berdesakan demi selembar uang yang tak banyak nilainya.
Semoga saja, tahun-tahun kedepan, tak ada lagi anak-anak usia sekolah yang berkeliaran memasang wajah memelas, mencari nafkah di tepian jalan raya yang jahat.
Aku hanya bisa berdoa dan berharap, serta membantu sebisa ku.

Duh Indonesia.
Segeralah tersenyum menyambut sejahteranya rakyat mu.
Sehingga makna merdeka yang sesungguhnya dapat tercipta.
Adil dan makmur, tanpa luka di hati sana sini.

Semoga.

Ftrrzkm, untuk mu Indonesia.
Minggu, 24 Agustus 2014, 11:52pm.

*Postingan ini adalah kurikulum KOMBUN periode ke-2 bulan agustus 2014 dengan tema "Generasi Muda Bicara Kemerdekaan Indonesia"

Rabu, 20 Agustus 2014

kejutan-kejutan yang ku dengar. Gaza, Palestina.

Bismillah.
Selamat malam, deadline ku tinggal beberapa jam, dan ini aku baru akan menulis PR ku dari KOMBUN.

Gaza Palestina kini sedang di bombardir lagi oleh Israel.
Banyak korban berjatuhan disana, anak kecil, remaja, sampai orang tua sekalipun. Terbayang tidak bagaimana sedihnya keluarga yang di tinggalkan?. Belum lagi korban luka-lukanya, terbayang tidak bagaimana rasa sakitnya?, pasti sakit banget kan, ditusuk jarum saja sakit apa lagi tertusuk peluru dan rudal-rudal itu?.

Rumah, tempat belajar mengaji, dan bangun-bangunan lainnya pun hancur.
Apa sih yang Israel takuti?, Anak-anak yang pandai mengaji hafidz Al-quran dan wanita yang dapat melahirkan generasi emas penghafal Al-Quran.
Saat banyak orang-orang yang meninggal dibantai oleh Israel, di sisi lain pun banyak wanita-wanita di gaza yang melahirkan generasi pengganti, bahkan ada seorang ibu yang melahirkan 4 anak kembar sekaligus, subhanallah ^^, tentunya semua ini pun atas kehendak Allah.Ini merupakan suatu kejutan yang ku dengar. ini nih fotonya, dapet dari twitter hehe :).


Kapan ya perang ini selesai?, seperti perang yang terjadi di Indonesia dan telah merdeka 69 tahun yang lalu?
Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan untuk saudara-saudara kita di Gaza sana.
Entahlah, seorang teman pernah berkata, entah serius atau tidak katanya "Semoga cepata damai ya biar cepet-cepet kiamat" hmm entahlah.


Kami di Indonesia tidak tinggal diam.
Kami di Indonesia akan terus membantu mu.
Dengan doa, atau materi yang kami miliki.
atau bahkan ada relawan-relawan yang akan menolong secara langsung.
Jangan menangis, tetaplah kuat melawan serangan-serang itu.
Allah pasti akan monolong orang-orang yang terdzalimi.


sekian saja dari ku.
Fitri Rizka Maulia
Rabu, 20 Agustus 2014.  22:27


nb: beneran mandek, maaf kalo enggak nyambung dan ada salah-salah kata.

KOMBUN dan Deadline

Hai, nama aku Fitri Rizka Maulia, yang entah kenapa orang-orang sering salah nulis nama belakang aku, yang entah itu jadi 'maulina' 'maulana' dan lain-lain. Tulisan kali ini bukan mau bahas nama aku yang sering salah sih, cuma mau bahas tentang satu komunitas yang aku ikutin di kampus, ya meskipun aku sama sekali belum aktif di kampus, di ospek aja belum hehe.
Komunitas ini namanya KOMBUN singkatan dari Komunitas Blogger UNJ, logonya ada nih di samping tulisan ini. Kalo ada yang nanya kenapa aku ikutan KOMBUN ini? jawabannya mudah,
1. Aku suka nulis sejak masih SD.
2. Cita-cita terpendam ku itu pengen nerbitin buku kayak kumpulan cerpen , kumpulan puisi, atau novel, ya meski hasil karya ku itu monoton, gitu-gitu aja.
3. Aku ingin belajar, supaya hasil tulisan ku semakin baik, bagus, enak di baca, dan ada manfaatnya.
ya gitu deh jawabannya, hehe.

Beberapa hari belakangan, inspirasi aku bener-bener ilang, mandek jadi mau bikin postingan di blog juga bingung mau bikin apa. Duduk di depan komputer dan sama sekali enggak tau mau nulis apa?, padahal aku ada PR dari kombun, tapi aku belum menyelesaikan PR itu, sampe-sampe sekarang udah tanggal 20 dan hari ini merupakan deadlinenya -_-, satu kata aja belum ada, terus tugas MPA aku juga belum di bikin, iya tugas ospek disuruh bikin essay. Jangan salah kira lho, ini bukan ngeluh, aku bakal tetep kerjain tugas-tugas itu kok, cuma si pelangi inspirasinya bener-bener lagi jalan-jalan ninggalin aku hehehe.

Deadline oh deadline, capek ya di kejar-kejar kamu.
Aku nulis ini untuk latihan aja, latihan siapa tau si pelangi inspirasi pulang dan memberi ku ide-ide cemerlang.
Semoga. Tetep semangat !!!. nyemangatin diri sendiri ceritanya hehe.

Untuk mu Deadline, aku bakal tulis secepatnya tugas-tugas ku biar kamu enggak ngejar-ngejar aku, capek soalnya hihihi^^/

well, film selanjutnya yang akan di putar di bioskop adalah ->
Fitri di kejar Deadline.

sekian~

Kamis, 07 Agustus 2014

Surat untuk sahabat

Bismillah.
Assalamualaikum ukhti..
Apa kabar?, semoga selalu dalam lindungan-NYA, aamiin.
Dengan ini aku ingin mengungkapkan apa yang aku rasa tentang perubahan mu.
Meski kamu jarang bercerita, tapi aku dapat melihat perubahan dalam diri mu yang amat pesat.
Senang rasanya mendengar berita tentang perubahan mu, perubahan mu yang kini telah berhijab dan semakin rajin mengkaji agama.
Berita yang membuat senyum ku terus berkembang, membuat ku tak hentinya mengucapkan hamdallah, bahagia rasanya.
Terimakasih untuk perubahan yang telah kamu ciptakan untuk mu sendiri, semoga dapat menciptakan semangat untuk orang lain yang ingin "berhijrah" juga.
Kita hijrah sama-sama, kita belajar sama-sama, tetap istiqomah dan terus semangat ^^.

Jalan yang  kita lalui tak selamanya mulus, akan ada goncangan-goncangan kecil yang akan kita rasakan sebagai sebuah 'cobaan' , jangan takut, kamu tidak benar-benar sendiri, kamu pasti bisa melewati goncangan-goncangan itu, karena Allah tidak akan memberikan sebuah cobaan melebihi batas kemampuan umatnya, percayalah dan tetap semangat, kita kuat melebihi batu karang, hanya saja terkadang kita tidak menyadarinya.

Perubahan mu ini tak hanya baik untuk mu, tapi dapat membantu para Ikhwan di luar sana yang ingin menjaga pandangannya.
Perubahan mu ini tak hanya baik untuk mu, tapi juga dapat membantu menjauhkan ayah mu dari api neraka.
Perubahan mu ini tak hanya baik untuk mu, tapi juga untuk 'calon' imam mu, dan anak-anak mu kelak.
Karena kita adalah madrasah pertama bagi anak-anak kita kelak.

Terimaksih untuk waktu yang kamu luangkan untuk membaca sedikit goresan kata yang telah ku ciptakan.
Untuk mu ukhti, untuk mu yang membaca surat ini, siapapun itu kamu.
Maaf bila ada kata-kata ku yang salah dan membuat hati mu pilu.

sahabat mu
ftrrzkm yang akan selalu berdiri disanmping mu.

Selasa, 05 Agustus 2014

Rumah Allah, aku, kamu, dan lainnya.

Sadar atau tidak, banyak aktivitas yang telah kita lalui bersama di dalam rumah Allah ini.
Rumah Allah yang berdiri di pojok sekolah, sederhana bangunannya, berjuta kenangan di dalamnya.
Membersihkannya bersama, seraya tertawa bahagia karna kebersamaan yang indah.
Pulang sekolah senantiasa menjadi waktu bagi kita berkumpul.
Berkumpul untuk sekedar menyapa, sholat berjamaah, berdiskusi, atau tak jarang saling mencurahkan isi hati.

Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya.
Membuat kita sama-sama terjebak di dalam rumah Allah.
Tak apa, setidaknya hujan memberikan waktu untuk kita berkumpul lebih lama.
Karena hujan selalu membawa cerita disetiap tetes airnya yang jatuh.

Makanan kecil atau sepiring rujak terkadang menemani setiap candaan dan topik pembicaraan kita.
Membuatnya sendiri, atau seringnya membeli dari ibu kantin dan pedagang rujak pinggir jalan.
Sedikit memang, tapi menyimpan beribu kenangan yang tak terlupakan.
Tak jarang kalian membagi bekal nasi kalian kepada ku, menyuapi ku atau ku ambil sendiri.

Kalian selalu membuat rindu, iya kamu juga.
Banyak sekali kenangan yang telah kita ciptakan bersama.
Dan kenangan itu tidak akan terlupakan.
Bagaimana bisa terlupakan?, bila setiap incinya begitu indah dan sayang bila di lewatkan.

Jangan ragu untuk bercerita.
Jangan ragu untuk bertanya.
Jangan ragu untuk menangis dan bermanja-manja dipangkuan ku seperti seorang anak pada ibunya.
Meski saat ini jarak kita terpaut jauh.
Aku akan selalu merindukan mu, kalian.

Terimakasih telah membuat ku belajar menjadi seorang yang dewasa.
Meski tak jarang pikiran-pikiran kalian yang lebih dewasa dari ku.
Sudah, aku ingin menangis saja rasanya, menangis bahagia bisa mengenal mu, kalian.

Sekian saja, aku Fitri Rizka Maulia yang sangat bahagia bisa bertmu adik-adik manis seperti kalian.
Membuat ku merasakan menjadi seorang kakak yang harus bertanggung jawab atas kalian meski sebenarnya aku adalah seorang adik dirumah.
Bahagia bisa mengenal mu, kalian :)
Keputrian Rohis Nurul iman.
semoga kalian membaca catatan kecil yang membosankan ini.
Terimakasih juga untuk kakak-kakak yang telah
mengajari ku selama ini :')

ini aku.
ftrtrzkm

Minggu, 27 Juli 2014

Mawar tidak selamanya berwarna merah.

Bunga mawar mu tidak selamanya berwarna merah..
Sama halnya seperti hujan yang tidak selamanya memberikan cerita bahagia.
Apabila mawar yang kamu dapatkan tidak berwarna merah...
Terima saja, karena semua itu sama indahnya.
Rasakan, dan hayati saja.

Mawar tidak selamanya berwarna merah.
Seperti pelangi yang tidak selalu muncul setelah hujan reda.
Seperti kamu yang tidak selamanya ada untuk menghiburku.
Menghiburku dan membuat pelangi muncul setelah mendung dan hujan.

Dan mawar tidak selalu berwarna merah.
Mawar tumbuh, dan mempesona sebisanya.
Mawar tumbuh, dan mungkin ia berharap kamu tersenyum saat melihatnya.

Inilah ragam mawarku, mawar yang kusimpan sebisanya.
Setidaknya sampa ia benar-benar ingin pergi, dengan memberi tanda.
Tanda kecoklatan dan kelopak indahnya yang berguguran.
Setidaknya aku pernah memandangi indah pesonanya, dan mengabadikannya dengan kamera seadanya.

Untukmu aku mampu.
Karna kamu ispirasiku.
Mawar yang tidak selamanya berwarna merah.
Dan aku ingin kamu melihatnya, meski hanya melalui selembar foto usang.
Melihat dan tahu bahwa bunga mawar tidak hanya berwarna merah.



Dan ini tentang
Mawar yang tidak selamnya berwarna merah



FTRRZKM.
Malam takbiran, 22:54

Rabu, 23 Juli 2014

Cerpen- Pesan Terakhir


Hai, ini sebenernya CERPEN aku bikin buat lomba, dan eng ing eng belum menang alias kalah hahaha :D, jadi dari pada berdebu gitu aja di komputer, tak masukin ajalah, ini juga karena dukungan teman-teman yang katanya pengen liat, semoga kalian enggak boong ya guys :'D, yuk ah mulai.......
****


         Hari  ini merupakan hari penting bagi ku, karena akan ada pemilihan ketua ROHIS (Rohani Islam) di sekolah ku, dan sekarang waktunya perkenalan calon-calon yang akan menjadi ketua ROHIS di angkatan ku. Aku melihat satu persatu ikhwan teman ku di ROHIS masuk ke ruangan dan memperkenalkan diri sebagi calon, satu dari mereka membuat pandangku tak bisa lepas dan hati kecil ku berharap semoga dia yang terpilih, fokus ku hanya tertuju padanya, ya dia Fajri Dharma Putra.


Mata ku tetap tak bisa lepas dari Fajri entah magnet apa yang digunakannya, aku tau ini tidak boleh maksud ku berlebihan dalam menatap seseorang yang bukan mahrom dengan kita karna khawatir menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan termasuk zinah mata, pernah dengar kan tentang cinta datang dari mata turun ke hati? Itu yang aku khawatirkan.

Satu persatu calon menyebutkan visi misi nya dengan jelas dan lantang, namun aku tak banyak menyimak karena seringnya melamun, sampai tiba-tiba saja sesi menyebutkan visi misi telah selesai dan lamunanku di buyar kan oleh sang kakak moderator.


“Itulah visi misi dari ke lima calon ketua ROHIS periode 2013-2014,sesi pertanyaan saya buka,  ada yang ingin ditanyakankan?” ujar moderator membuka sesi pertanyaan. “ya Rike apa pertanyaannya? Dan untuk siapa?” tambah moderator melihat kak Rike mengangkat tangannya.

“Pertanyaan ini untuk semua kandidat, pertanyaannya yaitu bagai mana kalian menyikapi anggota kalian yang pacaran?” tanya kak Rike dengan yakin.

           Jawaban demi jawaban dijawab oleh para calon ketua, tapi hanya satu yang terdengar lebih buat ku yaitu Fajri, jawabannya seakan-akan memenuhi kepala ku, katanya “Dalam pacaran itu terlalu banyak interaksi yang kurang penting antara Ikhwan dan Akhwat yang bisa menimbulkan fitnah atau yang lebih parah adalah sampai menimbulkan perzinahan, padahal sudah jelas tertulis dalam surat cinta dari Allah dalam surat Al-isra 32 bahwa kita tidak boleh mendekati zinah serta dalam surat An-nur 30 dan 31 kita telah diperintahkan untuk menjaga pandangan dan memelihara kemaluan, jadi kesimpulannya saya akan bertindak bila ada anggota yang ketauan pacaran, bertindak dalam artian menasihatinya dengan baik tanpa menyakiti perasaannya. Wallahualam”.

           Setelah semua pertanyaan dijawab, kami semua yang ada di dalam kelas diharusnkan memilih dengan cara menuliskan nama calon yang kita pilih di secarik kertas. Aku mulai menuliskan nama calon yang ku pilih dan aku memilih Fajri, kana jawabannya lebih menyakinkan dibanding yang lain, ah semoga bukan karna perasaan yang ku miliki ini. Penghitungan suara pun dimulai, para calon tadi di bawa keluar, dan benar saja dugaan ku yang terpilih adalah Fajri dengan suara yang hampir mendominasi. Rasanya seperti ada kembang api yang meledak-ledak dalam dada ku dan rasanya banyak kupu-kupu yang berterbangan di atas kepala ku.
 ***

          Hari-hari ku lewati, sampai tak terasa UKK pun telah usai, dan aku sering sekali melakukan hal bodoh di depan Fajri setelah hari pemilihan itu, bukan aku sengaja bertingkah bodoh tapi saat aku sedang bersama teman-teman ku dan melakukan hal aneh, Fajri selalu muncul secara tiba-tiba. Aku bukan orang yang pandai dalam hal menyembunyikan perasaan, sampai-sampai setelah UKK ada seorang teman ku yang datang menghampiri ku dan bertanya-tanya mengenai Fajri.

"Yas, gimana tadi ekonominya?” tanya Darin pada ku, aku tau dia hanya berbasa-basi.
 
“Hah? Susah banget gila hehe, kamu?” tanya ku.

“Iya susah Yas, Yas aku mau nanya sama kamu” 

“Idih nanya apaan? Ekonomi? aku aja gak bisa” ujar ku mengalihakan topik pembicaraan.

“Please deh Yas, enggak usah sok polos gitu deh hahaha. Fajri gimana? Kamu naksir dia kan?” tanyanya sudah ku duga dia akan menanyakan hal ini.

“Aduh Dar, apaan sih nanyain kayak gituan, lagian ya kalo suka sama si Fajri itu susah, diakan alim maximal pasti jadinya rasanya cuma sepihak.” Jawab ku asal, dan tiba-tiba Fajri melintas di hadapan ku, entah dia dengar atau tidak. “mampus aku” tambah ku.


“Mampus kenapa?, tuh kan bener kamu suka sama dia” 
 
“Apa sih Dar, aku Cuma takut dia salah paham aja kalo denger ucapan aku tadi” Darin menatap ku dengan penuh keraguan “iya deh ya iya” tambah ku pasrah, wajah Darin tampak puas.

“Tuhkan!, tinggal ngomong gitu aja susah banget hahaha. Jadi kamu minat buat jadiin dia pacar?” tanyan Darin lagi belum puas menyelidiki masalah hati ku.

“Ngaco Darin ngaco, enggak mungkin lah aku sama dia pacaran, dia suka sama aku aja belum tentu. Tapi bukan itu masalahnya, aku udah berenti pacaran cukup 1 kali aja dulu, aku sama dia sama-sama tau kalo aktivitas pacaran itu enggak boleh dalam islam sesuai sama Al-quran surat Al-isra 32 dan An-nur 30,31” jawabku panjang lebar.

“Yaiya, tapikan kita masih muda Yas. Yaudah aku cuma mau tau aja kok, enggak maksa kamu buat pacaran hehe, aku Cuma takut aja kamu terluka kalo terlau mendem” ujar Darin, aku tersenyum.

             Ya sudah ku katkan sebelumnya, aku bukan orang yang pandai menyembunyikan perasaan, buktinya Darin saja sampai tau perasaan ku, tak heran bila nanti Fajri tau, ya semoga tidak, semoga saja Fajri tidak se-peka laki-laki lain di sekolahku. Semoga.
***

             Selesai UKK, perlombaan antar kelaspun di mulai, perlombaan yang biasa dilakukan untuk menunggu hasil UKK keluar. Di kelas, aku diamanatkan untuk mewakili kelas ku dalam lomba puisi dan Fajri diamanatkan untuk lomba futsal bersama anak kelas yang lain, ya aku memang sekelas dengan Fajri makanya Fajri sering melihat tingkah aneh ku. Lomba puisi pun dimulai di hari pertama, aku masih mencari sosok itu, mencari Fajri aku berharap dia melihat ku membacakan puisi ini, karena puisi ini terinspirasi darinya.            

            Fajri tidak datang, dia tidak melihat ku membaca puisi, ada rasa kecewa dalam diriku, tapi aku tetap menonton pertandingannya melawan anak kelas 12. Babak pertama semua masih berjalan lancar, jujur saja menurut ku Fajri yang paling banyak memasukan bola ke gawang, ini serius bukan karena aku jatuh cinta padanya. Babak pertama pun selesai, anak-anak perempuan kelas ku mulai membagikan minum pada pemain futsal, tapi Fajri tidak menerima minuman yang diberikan, puasa katanya,  subhanallah jantung ku berdegup mendengar jawabannya aku kaget, aku kagum dan aku salut padanya, lomba tak menghalanginya untuk tetap berpuasa. Babak kedua di mulai, inilah babak yang paling menegangkan buat ku, bayangkan saja Fajri pucat sekali, aku takut dia pingsan, tapi Fajri tetap semangat berlari kesana-kesini, bola mata ku terus mengikuti kemana pun Fajri berlari, sampai pada akhirnya seseorang dari tim lawan menyenggol Fajr, spontan saja aku memekik ketakutan melihat Fajri jatuh dan kesakitan, aku hampir saja mengeluarkan air mata, semoga Fajri tak melihatnya.Selesai pertandingan futsal aku langsung kabur menghilang dari lapangan.
        
             Besoknya setelah tidak ada pertandingan aku pulang kerumah sore hari setelah sholat asar karena jarak rumah ku yang cukup jauh dengan sekolah. Saat aku sedang menyetel lagu dari ponsel ku, aku menoleh kebelakang, betapa terkejutnya aku ternyata Fajri dibelakang ku, saat aku sudah sampai di depan gerbang sekolah aku menoleh sekali lagi, dan yang ku lihat adalah Fajri sedang membantu anak pak satpam mengumpulkan mainannya yang berjatuhan. Tiba-tiba saja Fajri menoleh kearah ku, karena rasa kaget aku pun menabrak pagar sekolah, sedikit kulihat Fajri menahan tawa melihat tingkah konyol ku, untungnya saat itu sekolah sudah sepi, akupun bergegas menghilang dari pandangannya.

             Tak berapa lama setelah kejadian-kejadian di sekolah itu, tiba-tiba Fajri mengirim pesan melalui BBM kepada ku, Hampir saja aku jatuh dari tempat tidur melihat pesannya.
“Assalamualaikum Yasmine, sedang sibuk?” tanyanya melalui chat di BBM.

“Waalaikumsalam, enggak kenapa?” tanyaku.


“Yasmine sebelumnya aku minta maaf, aku Cuma mau memastikan aja benar ya Yasmine punya perasaan sama saya?, maaf Yas bukan maksud bikin kamu malu atau gimana-gimana tapi saya takut jadi suudzon aja sama kamu kalo aku enggak nanya langsung ke kamu. Aku percaya sama kamu Yas, kalo kamu juga bukan orang yang setuju dengan aktivitas pacaran. Yang Aku khawatirkan, kamu terganggu dengan rasa yang kamu miliki kepada ku Yas, Aku enggak mau aktivitas kamu terganggu dan menjadi sia-sia karna perasaan yang kamu miliki ini, sekali lagi aku minta maaf ya kalo ternyata aku yang salah.

“Panjang ya, aku jadi bingung mau jawab dari mana, kamu harus tanggung jawab kalo trackpad handphone ku rusak ya hehe, maaf bercanda. Tanpa aku jawab pun kamu udah tau jawabannya Faj, terimakasih untuk kepercayaan yang kamu kasih ke aku, tapi aku enggak yakin kamu benar-benar percaya sama aku, tapi kamu benar tentang itu, Fajri enggak perlu khawatir semua itu enggak mengganggu kok InsyaAllah, aku bukan orang yang mencampur adukan masalah pribadi ku dengan organisasi atau sekolah ku”


“Cinta datang karena terbiasa Yas, jadi aku harap kamu bisa mengalihkannya dengan hal lain agar kamu lupa Yas. Semoga setelah ini enggak ada yang berubah ya Yas”

“InsyaAllah Faj, aku memang bukan orang yang pandai menyembunyikan perasaan, maaf jika aku terlalu agressif mengekspresikan perasaan ini dan kamu jadi terganggu ya Faj.”

"Iya yas, aku juga minta maaf. jangan terlalu larut dalam rasa bersalah ya Yas".


           Kubiarkan saja pesannya yang terakhir itu, sudah cukup jelas semua bagiku, tak perlu lagi kutanyakan rasanya pada ku, akupun terlelap tidur dengan BBM yang masih menyala dipesannya. Tak terasa kini sudah setahun sejak kejadian itu, aku sudah sedikit bisa melupakan rasa ku padanya, hanya rasa ku bukan orangnya, karna buat ku melupakan orangnya akan sangat sulit tapi melupakan rasanya InsyaAllah akan mudah dijalani, kini aku fokus pada ujian masuk kuliah karena itu lebih penting.Setelah kejadian itu aku dan Fajri tidak pernah lagi saling bertegur sapa sebagaimana mestinya, seakan-akan kita ada di dunia yang berbeda, memang tak ada yang berubah hanya jarak saja yang kami buat, semua terjadi begitu saja. Dekat tapi berjarak sebut saja seperti itu, dan aku selalu ingat satu kalimat “Jodoh pasti bertemu”.

--Tamat--
mungkin judulnya enggak sesuai ya hehehe .__.v . maaf panjang...

Ftrrzkm
bersama malam yang basah.