Deras dan menyeramkan sekalipun hujan senantiasa mengukir
ceritanya.
Kesekian kalinya perihal aku dan kamu
bukan lagi dibawah jaket hitam.
Lebih dari itu mungkin.
Segalanya
diluar dugaan, diluar rencana.
Senyummu seperti hujan, lebat.
Jantungku seperti petir, bergemuruh.
Tubuhku sedingin hujan, beku.
Tubuhku beku, lidahku kelu.
Namun...
Ah.. terimakasih hujan.
Kamis malam ini sungguh menyenangkan bersamamu, hujan.
Meski langit gelap, pelangi tetap terpancar
dalam senyummu, dan
senyumku.
Indah.
Tak lama terdengar pula sebuah kabar gembira mengenai berkahnya
hujan malam ini.
Ternyata lengkung pelangi banyak muncul di wajah-wajah lelah
malam ini.
Hujan mengusir muram dari wajah.
Mencipta lengkung senyum seindah pelangi.
Berkahnya membuat penat sirna.
Maka aku tak ingin merisaukan lagi hujan yang tidak kunjung henti.
Karena segalanya terbayar ketika muncul cerita untuk kenangan yang baru.
Aku, kamu, dan Hujan.
ftrrzkm
ftrrzkm