Sabtu, 31 Januari 2015

Baris Waktu-2

  • Apa yang harus dipertahankan dan dinantikan?. Bila mimpi-mimpi ala putri, sudah jelas terjawab realita.
  • Untuk apa masih menunggu sesuatu yang bukan haknya untuk ditunggu.
  • Ketika dalam gelap yang hanya ditemani penerangan seadanya saja kamu dapat terlihat. Bagaimana diruang terang?
  • Kenapa juga harus 'kecemplung' dan ngurusin urusan yang tidak seharusnya. Urusan sendiri saja masih banyak.
  • Seharusnya kubiarkan saja kamu dulu tenggelam tak usah kuselamatkan. Biarkan orang lain yg menyelamatkanmu.
  • Memaki pun tak ada gunanya. Yang sudah pergi dan berlalu, realitanya tidak bisa kembali.
  • Ketika hujan menyapa, sambutlah dengan ceria, seperti tumbuhan yang tegak setelah tersentuh tetesannya.
  • Selamat malam, selamat tidur, selamat bermimpi, dan selamat memantaskan diri.
  • 10:35 kerlap kerlip lampu dari ketinggian yang entah berapa, terlihat sangat jelas. Indah.
  • 11:28pm. bebek, sudah bebek saja tidak usah bermimpi untuk menjadi angsa
  • Jadi ya, entah harus bagaimana. Bebek tidak akan berubah menjadi angsa meski bulan purnama sekalipun. 'maksa'
  • Semua tak sama, tak pernah sama, dan tak akan sama lagi.
  • Akan ada hal-hal tak terduga yang tidak pernah kau sangka sebelumnya, menjadi nyata.
  • Sepertinya kita tidak bisa lebih lama lagi, cukup sampai disini. Aku tak ingin ada luka-luka yang tercipta lagi.
  • Dan akhirnya mandek. Berhenti di baris kesekian. Entah, rumit dan sulit. Seperti aku berhenti untuk menerjang arus aliran air itu.
  • Ketika langit malam tampil dengan indahnya, rusak semua karena emosi yang bergumul menjadi satu dalam hati.
  • Sedang dipersimpangan jalan. Memilih arah untuk jalan kemana.
  • Dan mungkin agar dapat tetap terlelap dengan kualitas yg baik, tak perlu ada istilah kamu dalam mimpiku.
  • Apa jadinya bila semua keluh kesah serta rindu tak terungkap tak terucap? Lelah kata sang hati menahannya.
  • Pagi ini membuat aku teringat padamu, teringat bahwa masih banyak cerita yg ingin kubagi denganmu.
  • Air tau kemana dia harus bermuara.
  • Untuk kesekian kalinya aku berpikir, untuk apa mempertahankan sesuatu yg melukai? Tapi yang kulakukan malah bertahan disini.
  • Selamat pagi, beberapa waktu yg lalu di jam yang sama, aku selalu setia mencari mu di kerumunan manusia.
  • Hening, bening, apa adanya. Air.
  • Pagi masih sama hening. Ruang yg berpenghuni seakan tak berpenghuni.
  • Dalam gelap dan temaram lampu baca, aku berusaha menyalin cerita masalalu, yang akan senantiasa dikenang.
  • Dalam gelap sebelum terlelap kuciptakan mimpi-mimpiku dan kurangkai tinggi-tinggi, agar dapat kugapai segalanya.
  • Apa yang terlihat kokoh diluar, ternyata rapuh didalamnya. Selamat malam~ menanti pintu terbuka.
  • Aku sosok tersembunyi. Berusaha setia menemani. Hening apa adanya tanpa harap apa-apa.
  • Masih terjaga. Meski bukan satu-satunya.
  • Bisa jadi tawamu bukan karenaku.
  • Masih saja pilu entah sampai kapan, seperti ungu menjadi biru.
  • Jakarta senantiasa ramai, seperti suara-suara dalam kepala ku. Menyebut namamu riuh tak beraturan.
  • Aku ingin tetap menikmati lembar demi lembar hariku bersama, agar segalanya terasa nyaman dan menyenangkan
  • Ada seperti tak ada. Berpenghuni seperti tak berpenghuni. Sepi.
  • Ternyata masih ada. Entah sedikit atau banyak sekalipun. Dan harus disimpan rapat dalam kotak.
  • Dalam senja yang semakin gelap aku memikirkannya berharap ia muncul di hadapan dengan wajah sumringahnya.
  • Selamat malam. Semoga saja gigit jail nyamuk tidak mengurangi kualitas tidur mu.
  • Segala gambaran dalam bingkai itu menyatakan bahwa pandanganku hanya tertuju pada satu titik saja.
  • Masih ditempat yang sama. Menanti dalam gelap malam, dan bulan yang terlihat samar.
  • Rasa ini sesederhana aku memaknai segalanya tentang kita.
  • Diam-diam tanpa disadari, kita butuh 'tempat' atau 'ruang' untuk melabuhkan segala ketidak tenangan diri. Diatas sajadah dihadapan-Nya yang utama
  • Biarkan bulan berinteraksi sesukanya dengan bumi, sebelum digantikan oleh matahari di pagi nanti.
  • Aku selalu sempat menyisihkan waktu baginya yang ingin diperhatikan sinarnya. Jika ia ingin redup sekarang, yasudah aku pergi.
  • Jangan salahkan bulan bila ia lebih dekat dengan malam.
  • Bahkan aku tidak tahu kesalahan apa yang ku perbuat, sehingga malam berlalu dengan cepat.
  • Sedari awal pun, kita tahu bahwa akan ada yang ditinggalkan di dini hari yang sepi.
  • Intinya tidak ada alasan untuk mengakhiri cerita. Namun cerita itu harus diakhiri. Ternyata dengan pahit.
  • Seadanya, semampunya, sekuatnya.
  • Setengah empat pagi. Entah, rasanya sayang bila tiap detiknya dilewati begitu saja. Sekian. Akan ada yang baru di pagi nanti.
  • Aku sesederhana malam menyapa pagi dengan cahaya kemerahan tanda matahari akan kembali menampakan diri.
  • Kadang terlalu banyak kita menutup mata sampai-sampai tidak sadar tentang makna tulus itu. Masih sama malam ditemani hening
  • Langit masih sama mendung seperti kemarin, seperti awan yg lain.
  • Dan kini sepi mengiringi. Hanya ramai oleh perbincangan dalam pikiran-pikiranku saja.
  • Tetap menjadi bebek buruk rupa. Meski bulan telah menjadi purnama.
  • Kamu patut bersyukur . Kamu punya segalanya
  • Ada banyak tempat dan suatu saat, yang bahkan aku tidak tau apa-apa tentangmu. Hanya dapat mengira-ngira yang terjadi dibelakang sini.
  • Harusnya kamu itu 'saling' dengannya. 'saling' melengkapi, 'saling' berbagi, 'saling' bicara dan mendengarkan. bukan 1 pihak yg mendominasi.
  • 'saling' mencari tanda berarti. Bukan aku seorang diri.
  • Memang nyatanya aku tidak harus tau tentang segalanya. jika bisa tidak tau, kenapa harus cari tau, jika tau itu ternyata sakit.
  • Nikmati apa yang di miliki saat ini. sebelum semuanya hilang. ketika di kangenin seseorang, ketika bisa ketawa ya bahkan di saat masih bisa nafas dengan gratis. Sebelum dia pergi.
  • Ketika masih banyak hal yang bahkan aku tidak tau. Maka disisi mana aku bisa sombong? tidak ada. Karena manusia tidak berhak sombong.
  • Seandainya lengkungan pelangi itu dapat kuubah menjadi sebuah lengkungan senyummu.
  • sesungguhnya aku hanya makhluk sok tau. Karena aku tidak benar-benar mengenalmu~
  • Ketika malam meminta untuk berkesudahan, maka ini waktunya pagi menampakan diri. Dan kamu selalu begitu.
  • Untuk apa aku memaksakan sesuatu yg tak ingin terucapkan, jika begitu adanya, yasudah. Aku bisa apa.
  • Ada yang hilang ketika malam menjelang. Sampai berjumpa esok pagi, jika kesempatan masih ada.
  • Gelap memeluk malam. Hingar bingar nuansa kota, bisa senyap ketika kesunyian di cipta sendiri.
  • sepi sunyi sendiri, diatas jalinan lantai dingin meringkuk menatap langit-langit kamar penuh kerut.

Jumat, 30 Januari 2015

Baris Waktu-1

  • Kamu tidak benar-benar tau apa rasanya, sampai kamu benar-benar mencoba atau mengalaminya sendiri.
  • Dia tau dan sudah bisa membedakan mana yang spesial dan khusus, serta yang mana yang biasa saja. Meski dugaannya tak selalu benar.
  • Aku ngantuk. Terpejam karena bosan ku. Meringkuk, merindukan sesuatu yang tak pasti. Bermimpi seakan nyata yang ada pada lingkaran rindu.
  • Kita terus belajar. Sebaris demi sebaris. Memahami setiap hitam kata, mengajarkan pada yang lain, agar kita sama-sama mengerti.
  • Terkadang sahabat mu secara tak sadar menyuntikan semangat pada tubuh mu dengan cara ajaibnya sendiri, dan kamu perlu sendiri untuk menyadari.
  • Mungkin itu tanda aku harus berhenti bersajak membawa sosok mu.
  • Cerita romantis macam di dalam tebal buku dongeng atau novel, tidak akan habis. Terus saja di cari, meski endingnya pun kamu sudah tau.
  • Sepertinya bosan ku telah merenggut secuil demi secuil kata yang ku punya untuk dirangkai menjadi agak indah.
  • Warna cahaya sore ini bagus sekali, setelah mendung yang mendera. Nikmati saja, sebelum cahayanya menghilang
  • Seakan ada sesuatu yg menghimpit pikiran-pikiran ku, entah apa itu, tak ada yang tau, bahkan aku sekalipun.
  • Kini  jam digital handphone ku menunjukan pukul 10:12pm. Masih terlalu dini  untuk terlelap, mata ku masih siap siaga menyambut dini harinya.
  • Malam dan segala pelengkapnya selalu bisa membuat ku berpikir. Berpikir untuk senantiasa berubah menerangi sudut kamar hati mu.
  • 10:42 PM, lagi-lagi sang mata masih terjaga, belum ingin terlelap. setidaknya sang hati sedang bahagia malam ini.
  • 11:24 masih belum terlelap. Seperti biasa, berkhayal, berimajinasi tentang sesuatu yang mungkin mustahil.
  • 11:24 bersiap untuk kejutan-kejutan dalam hidup selanjutnya, entah akan bahagia atau malah terluka.
  • 12:05 Ini waktunya bermimpi, semoga saja tidak mengurangi kualitas tidur ku, bila kamu memasuki tiap inci dalam mimpiku. Sekian~
  • 07:33 sepertinya hari ini akan menjadi seru bila kita saling bicara lagi, berbincang, menyatukan pikiran.
  • 10:30 aku terdampar sendiri di sebuah pulau harapan, dengan sepasang sayap baru yang kan membawaku terbang keangkasa.
  • 10:54 sungguh aku masih menunggu balasan dalam kolom itu. Meski terkesan membuang waktu.
  • 10:57 di detik terakhir jam malam ini, biarkan segalanya terpapar jelas. Tentang harapan-harapan yang dimiliki lagi.
  • 10:59 berharap hujan turun menemani tidur, dan membiarkan kumemakai selembar jaket yang kita punya. Sama.
  • 11:06 aku ingin seperti mawar hijau. Kering namun tidak merubah warna tiap jengkal kelopak yang dipunya.
  • 12:12am. Entah. Inspirasi untuk sekedar menulis atau apapun itu lenyap begitu saja, seakan memang tak pernah datang.
  • 11:11pm. Tulisan atau sebuah karya yang dibuat dengan hati maka hasilnya akan indah. tapi jika inspirasi tak menghampiri, aku bisa apa?
  • 11:22pm, sandaran yang kamu miliki saat ini mungkin tak selalu benar, bisa saja kamu terjatuh saat kamu terlalu bersandar. kursi rusak.
  • 11:25pm, Gila ya, segimana kita tidak saling kenal secara nyata, tapi aku dapat menyimpulkan suatu hal dengan satu kata 'idaman'
  • 11:26pm, dan aku ingin seperti mu. apa adanya, mungkin polos, kuat, sabar. Dan entahlah, aku hanya mengenalmu melalui 'layar kaca'
  • 11:32pm dia berkata, kamu tidak pernah tau sampai kapan kamu dapat bernafas, maka dari itu aku lebih memilih untuk bermanfaat bagi yang lain
  • 10:19pm. Aku beku. Beku bersama kertas-kertas dan kawanya ini. Dikerubungi makhluk penghisap darah, dan mencairlah aku karenanya.
  • 11:59pm. sudah hampir tengah malam kan? apa ada yang melihat? Jika tak dapat melihat, coba rasakan dengan hati.
  • 12:56am. Melewati garis tengah malam. Dan aku tetap terjaga, berdiam diri, dan melayang lah ingatan ku pada dini hari yg sepi.
  • 12:58am, setidaknya inspirasi mulai kembali menepi, dan semangat ku mulai kembali ketempat harapan-harapan yang sempat ditinggal.
  • Tak terlupakan, belum berhasil dilupakan, atau enggan melupakan?
  • Cahaya orange itu mungkin indah, tapi mungkin juga mengganggu. Kenapa? Banyak 'sisa' kisah yang blm terbuang.
  • Dibalik jendela menatap siaran ulang kisah klasik yang telah usang.
  • Ini namanya, mengada-ngadakan sesuatu yang sesungguhnya tidak pernah ada.
  • Bulan sabit dijam magrib tadi sedikit menggambarkan suasana hati yang memang sedang tercipta. Bagai senyuman.
  • Lagi-lagi diatas rumput yang basah, seperti yang sudah-sudah. Ada cerita didalamnya.
  • Ini tuh istilahnya kayak markir mobil terus depan belakang samping kanan+kiri ada mobil lain parkir juga. Mentok! gak bakal kemana-mana. kalo mau kemana-mana dan bisa jalan, ya tunggu mobil lain itu pergi, entah kapan, gak ada yang tau kan?. Ada solusinya sih, keluar dari mobil trus pergi. Naik kendaraan lain yang bisa kemana-mana.
  • Setidaknya dengan seperti ini, api itu bisa aku matikan. Entah untuk sejenak atau selamanya.
  • Dilantai 4 ini. Semua terlihat jelas. Kecuali 1 mobil yang msh terparkir di singgah sananya.
  • Tidak ada yang ingin ku katakan, dan tidak ada yang ingin ku tulis. Semuanya masih terasa abu-abu disini.
  • Kalo vas bunga udah pecah dan berserakan, mau di satuin lagi juga gak akan kembali sempurna kayak awal lagi. Akan ada bagian yang hilang
  • Andai aja semuanya sadar, kalo apa yang dilihat,didengar,dirasa itu semua cuma 'ilusi'
  • Aku pikir, bulan telah bersiap menghilang menutup malam, ternyata bulan masih terlihat di balik jendela. Semoga baik-baik saja.
  • Dan ketika lelah ku telah mencapai puncaknya, aku akan berhenti untuk selamanya, atau aku terhenti di persimpangan jalan, tanpa tau kemana tujuan, berbalik pun enggan.
  • Ketidak jelasan yg kelabu, seperti warna langit setelah hujan.
  • 00:16 selamat malam, selamat tidur, selamat merangkai bunga tidur
  • Dan detik ini pun, aku masih tetap terjaga menanti pagi datang. Sulit sekali memejamkan mata.
  • Aku sudah tahu ending film ini bahkan sejak awal film ini mulai. Lantas kenapa masih saja merasa heran?
  • 08:42pm, kerlap kerlip lampu nun jauh disana, sebagai pengganti bintang.
  • Setiap orang itu punya sudut pandang yang berbeda, menafsirkan arti berarti dengan berbeda. Ragam.
  • Kita nantikan saja, siapa yg akan bosan. Matahari yg menanti pagi datang, atau sang bulan yg setia menanti gelap tiba.
  • diatas lantai tertinggi di bangunan ini, aku kembali bermimpi berkhayal dan berharap. setidaknya sinar-sinar itu membuat harapan kembali ada
  • Selamat malam. selamat bermimpi. Semoga dapat terwujud pinta sang hati.
  • Berat adalah ketika tidak tau apa yang sesungguhnya diinginkan. Bukan masalah ingin sepertinya.
  • Kita putar saja terus menerus lagu kejujuran. Sampai besok matahari menampakan sinarnya.
  • Kalo aja bicara semudah menatap memberi isyarat.
  • Menyambangi atap sebelum terlelap. Sekian saja , semoga kamu siapapun itu mimpi indah.
  • Ketika realita tidak sesuai dengan harapan yang kamu idamkan, ketika itu pula keputusan harus ada.
  • Aku tak ingin mencari dalam keramaian lagi.
  • Semua tampak bahagia setelah hujan reda dan membuat segalanya menjadi basah dan sejuk

Selasa, 20 Januari 2015

Rectoverso-Resensi Film

Sumber: google
Rectoverso.

Cinta yang tak terucap.

Rectoverso adalah sebuah film omnibus atau antologi Indonesia bernuansa cinta yang dirilis pada 14 Februari 2013. Film ini diangkat dari novel serta album lagu Dewi Lestari.
Film ini berisikan lima judul film, yaitu:
Sumber: google
  • Malaikat Juga Tahu.
  • Firasat.
  • Cicak di Dinding.
  • Curhat Buat Sahabat.
  • Hanya Isyarat.

Awal mula saya tahu film ini itu dari cover lagunya Firasat yang dinyanyikan raisa di mp3 handphone.
Penasaran sama kata “RectoVerso” akhirnya nyari di google, terus keluar deh hasil pencarian kalo RectoVerso itu sebuah Novel karya Dewi ‘Dee’ Lestari yang diangkat jadi film. Sejak saat itu jadi rajin nanya temen-temen di sekolah, “Punya Novel atau film RectoVerso enggak?”.

Ketertarikan dengan film ini itu bermula dari baca kutipan-kutipan (yang awalnya saya fikir kutipan novelnya semua ternyata ada dari lagu juga), misalnya kayak kutipan lirik lagu yang judulnya Aku Ada

“Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain hatiku. Andai engkau tahu”. Atau yang ini

“Jingga dibahumu, malam didepanmu. Dan bulan siaga sinari langkahmu. Teruslah berjalan. Teruslah melangkah. Ku tahu kau tahu aku ada”

“Saat pasir tempat mu berpijak pergi ditelan ombak. Akulah lautan memeluk pantai mu erat”

Kutipan lainnya yang saya baca dan bikin tertarik:
“kadang-kadang pilihan yang terbaik adalah menerima. Menolak, menyangkal Cuma bikin lelah”

“Aku memandangin mu tapa perlu menatap, aku mendengarkan mu tanpa perlu alat. Aku menemui mu tanpa perlu hadir. Aku mencintai mu tapa perlu apa-apa, karna kini ku miliki segalanya”

“Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang”

Masih banyak lagi deh, kutipan-kutipan yang bikin tertarik buat kepo sama film ini. Sampai pada suatu hari dapet juga filmnya, bukan Cuma filmnya aja tapi lagu + ebooknya juga, seneng banget pas itu.

Oke balik ke filmnya :

Malaikat Juga Tahu.
Sutradara - Marcella Zalianty.

Pemeran utamanya : Lukman Sardi sebagai Abang, dan Prisia Nasution sebagai Leia.
Abang adalah anak dari pemilik kost-kostan yang disewa Leia, abang merupakan penderita autism yang jatuh cinta kepada Leia, karna Leia yang paling mengerti abang dan Leia sering menemani abang menghitung bintang-bintang di langit. Bunda (ibu abang) mengetahui mengenai ‘rasa’ yang disimpan abang kepada Leia, awalnya semua berjalan lancar, sampai suatu hari adik abang yang bernama Hans datang dan tinggal bersama di rumah bunda. Hans dan Leia ternyata saling jatuh cinta, hal ini membuat bunda khawatir abang akan terluka jika abang mengetahui hal ini. Bunda pun sadar Leia tidak mungkin berakhir dengan abang.

Seratus sempurna, kamu satu lebih-lebih sempurna-Abang.

Firasat.
Sutradara - Rachel Maryam

Pemeran utama : Asmirandah sebagai senja, dan Dwi Sasono sebagai Panca.
Senja yang tergabung dalam sebuah klub bernama Firasat yang dipimpin oleh Panca. Setiap minggunya di dalam klub ini para anggotanya saling berbagi cerita dan berbagi berbagai pertanda. Menurut panca firasat adalah bagaimana alam berbicara kepada kita, tapi sayang kita tidak pernah memahami, padahal kita semua bisa berdialog dengan alam semesta. Senja jatuh cinta kepada panca. Sampai suatu hari senja memiliki firasat bahwa seseorang akan meninggal, firasat yang dirasakan senja sama seperti firasat yang senja rasakan saat adik dan ayahnya akan meninggal dalam sebuah kecelakaan. Senja pun menjadi sangat ketakutan.

Cicak di Dinding.
Sutradara - Cathy Sharon

Pemeran utama : Yama Carlos sebagai Taja dan Sophia Latjuba sebagai Saras.
Saras dan Taja bertemu disebuah club malam, saat itu Taja sedang sendiri kemudian datang Saras menghampiri Taja dan mengajak berkenalan. Sampai suatu hari Saras dan Taja kembali bertemu dan mereka menghabiskan waktu bersama sambil minum kopi. Saras pun menghilang dari hidup Taja, dan mereka bertemu lagi dalam sebuah pameran karya Taja, dengan membawa kejutan lain.

Kalo kita minum yang pait, kita jadi inget kalo di luar sana masih ada yang manis-Taja

Curhat buat Sahabat.
Sutradara - Olga Lydia

Pemeran utama : Acha Septriasa sebagai Amanda, dan Indra Birowo sebagai Reggie.
Amanda dan Reggie sudah bersahabat sejak lama. Amanda dan Reggie memiliki sifat yang bertolak belakang , Amanda sosok perempuan yang ceria, cerewet, dan supel. Sedangkan Reggie memiliki sifat yang sabar, kalem, dan siap mendengarkan curhat Amanda kapanpun itu. Reggie sosok yang selalu ada untuk Amanda, saat Amanda sedih dan galau karna pacar-pacarnya kuping Reggie selalu ada untuk mendengarkan, saat Amanda terbaring sakit pun Reggie selalu ada. Amanda menyadari bahwa yang ia butuhkan selama ini hanyalah orang yang menyayangi dia apa adanya. Dilain pihak, diam-diam Reggie mulai menyadari bahwa cinta yang ia miliki pun sudah terlalu tua untuk dirinya.

Hanya Isyarat.
Sutradara - Happy Salma.

Pemeran utama : Amanda Soekasah sebagai Al.
Al bertemu dengan empat teman barunya dalam sebuah milis, teman-temannya itu bernama Tano, Dali, Bayu dan Raga. Al sering menyendiri, dan Al jatuh cinta pada salah satu diantara empat temannya itu, namun Al hanya dapat mengaguminya dari jauh, hanya dari punggungnya saja. Dalam sebuah permainan mereka berbagi cerita paling sedih, dan karna permainan itu Al semakin sadar jika ia tidak dapat memiliki laki-laki itu selamanya.

Tulisan ini berdasarkan tugas kombun periode 1 bulan januari.

Rabu, 14 Januari 2015

Langit Biru Siang ini.

Langit bisa menjadi sangat biru, bisa juga menjadi sangat kelabu.
Cerah, ceria, memberi energi positif.

Saat sedang menjadi sangat biru, bisa saja langit tiba-tiba menjadi sangat kelabu.
Gelap, menakutkan, tak jarang menimbulkan keluh kesah.

Langit sedang menjadi biru, ketika aku menuliskan ini.
Dan awan beriringan bergerak diantara langit biru.

Sunyi sepi, hanya suara angin menderu.
Hembus angin yang mengantarkan awan menghiasi langit biru.

Tumbuh-tumbuhan terlihat sangat riang menyambut langit biru, setelah dihujani air semalaman.
Hijaunya menyegarkan mata, menyegarkan suasana.

Matahari pun tidak lagi malu-malu bersembunyi dibalik awan.
Hari ini matahari berani menampakan wujudnya. Membuat suasana langit biru semakin semarak.
Tanah mulai kering kembali.
Jalanan tak lagi basah.

Setidaknya jika ini hanya sesaat sekalipun, akan tetap disyukuri.
Dan jika hujan kembali membasahi, akan tetap dimaklumi.
Karna ini memang bulan penuh hujan.
Bulan dimana banyak payung yang mengembang, melindungi manusia dengan sahajanya.

Langit pernah menjadi biru, di sela-sela hari mendung di bulan hujan.

Ftrrzkm.
Di balik jendela kamar, menikmati hembusan angin.





Jumat, 09 Januari 2015

Kalimat Ajaib Bapak.

Kalimat ajaib bapak.
Bukan sebuah mantra.
Bukan juga sesuatu yang magis.

Ya kalimat ajaib bapak.

Saat aku sedang terlalu takut akan suatu hal.
Saat aku sedang dilanda krisis percaya diri akan ujian-ujian yang akan aku hadapi.
Disitulah kalimat ajaib bapak terucap.

Kalimat yang menjadi sebuah doa.
Kalimat yang diam-diam aku aamiini.         
Kalimat yang setidaknya membuat ku lebih tenang dan rasa percaya diri ku kembali.

Kalimat itu adalah.          
“Bapak yakin sama kamu, kamu pasti bisa”

Dan sekarang aku ingin pulang.
Ingin pulang dan merefleksikan otak ku yang mulai “ngejelimet” ini.

Dan kembali aku takut mengecewakan semuanya.
Semoga rasa takut itu tidak menjadi nyata. 
                
Setidaknya aku memiliki kalimat ajaib bapak.
Yang entah bagaimana ceritanya, dapat mengembalikan aku dari alam bawah sadar, bahwa sebenarnya aku bisa. Aku pasti bisa, dan aku harus bisa.

Sekian saja.
Kalimat ajaib bapak, nyata, bukan mantra, tapi sebuah doa.

Ftrrzkm
ini bapakku, mana bapakmu? :)
Satu setengah jam sebelum UAS agama.

Kamis, 08 Januari 2015

Surat Untuk Hujan di 2015

Untuk hari-hari hujan di 2015.
Hai hujan.
Masih sedingin dulu kah?.
Masih senang membuat orang lain terjebak kah?.

Tentu masih ya, karena memang itu sudah bagian mu.
Tapi jangan lupa sisakan sedikit kenangan dalam hidup orang-orang yang senantiasa berlari menghindari mu, atau yang malah sengaja masuk kedalam mu hanya untuk menikmati tiap detiknya bersama mu.

Hujan. Tahu kah kamu? Aku mulai menyukai mu, semenjak aku selalu memiliki banyak kenangan bersama mu, bersamanya, bersama orang-orang yang aku sayangi.
Terkadang hujan memang tampak menyeramkan.                                      
Tampak menyeramkan dengan angin kencang, kilat, dan petirnya.
Terkadang aku pun sering dibuat bersembunyi karenanya.
Karna hujan tidak selalu menunjukan sisi romantis nya, dengan kilat disertai petir itu  cukup menunjukan sisi kuat nya.
Sisi kuat yang orang lain tidak tahu.
Sisi kuat yang menunjukan bahwa hujan tidak dapat diremehkan, tidak dapat disalahkan.

Hujan, sesungguhnya kamu adalah anugrah.
Tanda cinta-Nya, kepada ciptaannya di dunia fana ini.
Seharusnya ketika kamu datang menghampiri. Rasa syukur itu yang seharusnya menyambut,bukan keluh kesah atau semacamnya.
Karna kamu pasti kan berlalu.
Meski dengan intensitas yang lama, tetapi tentu tidak selamanya.

Tugas kami yang terjebak dalam rintikan mu, hanya menunggu sampai kamu berlalu, atau menerobosnya dengan payung, jas hujan, kendaraan tertutup, jaket, atau tanpa apapun dan membiarkan diri menjadi basah.

Hujan punya cerita. Selalu punya cerita.
Cerita yang biasa saja, atau lebih dari itu.
Sangat indah dan membuat diri ingin mengulang kemasa itu.

Hujan. Datang lah lain hari.
Tentunya  kehadiran mu tidak akan hanya sampai pada 2014 saja kan?
Selamat datang di hari-hari penuh hujan selanjutnya di 2015.
Jangan lupa bantu aku untuk mencipta kisah baru, pengalaman baru yang menyenangkan dan tak terlupa.
Hal-hal kecil dalam setiap hujan, terkadang menjelma menjadi lengkung senyum penuh makna, seperti lengkung pelangi setelah hujan yang dibalik :)

Sekian saja.
Sampai bertemu dicerita tentang hujan selanjutnya.
Semoga masih sempat bersama mu.
Mencipta kenangan bersama mu.            
Hujan 2015 semoga lebih indah.

ftrrzkm.
di pagi hari yang cerah