Rabu, 05 November 2014

Seperdelapan dari Satu.

dokumentasi by: ftrrzkm
Bukan setengah, atau seperempat, tapi seperdelapan.
Utuhmu yang bisa kumiliki hanya seperdelapannya.
Semoga saja tidak dibagi dua lagi menjadi setengah dari seperdelapan yang kumiliki.
Hitungan matematika memang rumit, serumit aku memaknai apa yang sedang terjadi.

Aku yang lagi-lagi malah menutup mata, menutup telinga.
Bersikap seakan tidak tahu apa-apa.
Tidak mau melihat fakta nyata.
Tidak mau mendengar fakta yang ada.
Mungkin egois, ya memang egois.
Tapi aku hanya ingin memiliki seperdelapan dari satu yang dimilikinya.
Sedikit saja, tidak bisa kah?

Aku pun sudah merasa cukup dengan apa yang ada sekarang.
Meski kenyataannya hanya menimbulkan banyak luka disisi hati sana-sini.

Tolong jangan larang, setidaknya untuk saat ini.
Nanti saat aku sadar dari bunga tidur yang terangkai, mungkin aku yang akan melepaskan seperdelapan yang kumiliki itu.
Untuk saat ini aku ingin membiarkan diri tenggelam dalam bunga tidur yang kupunya.
Kenyataan yang seperti bunga tidur tepatnya.
Manis, n

amun ternyata hanya mimpi saja.

Sederlapan darimu sudah cukup, menatap punggungmu saja sudah terasa bahagia buatku.
Sesederhana itu, mohon dimengerti, terimakasih.
Untuk jauhmu yang ingin kurengkuh seperdelapannya.

Ftrrzkm..

Bersama sunyi dan bisunya dinding kamar.

1 komentar:

  1. Iya, kamu memang sulit kugapai. Aku bukan diam. Aku mempersiapkan untuk pantas agar kau hampiri. Iya, kau kemari. Menghampiriku.

    BalasHapus