Minggu, 22 Februari 2015

Aku, Kamu, dan Malam.

Selamat datang malam.
Selamat datang dalam pusaran waktu yang mutlak adanya.
Setelah sore habis, pasti akan ada malam yang menggantinya dengan suasana yang berbeda.


Hai malam, bisa kah mengetuk pintu terlebih dahulu?
Tentunya agar ia siap dengan segala benda yang dapat memberikannya rasa hangat ketika dingin mu menyusup ke dalam tubuhnya.

Hai malam penuh kebekuan.
Semoga yang terasa berat di kepalanya bukanlah sebuah beban.
Jika iya benar beban semoga terangkat secepatnya.
Karna aku ingin ia riang kembali seperti balita yang sedang menyesap lolipopnya.

Hai malam, tolong jaga ia dan kualitas tidurnya.
Lenyapkan segala mimpi buruk yg membelenggu lelapnya.
Agar ia tidak merasa resah dalam pejam matanya.
Dan agar ia bisa bermimpi indah, dan terbangun dengan rasa yang menyegarkan.

Tidak banyak yang dapat aku lakukan untuknya.
Hanya dapat mengamati, dan mendengar cerita-cerita nya.
Memberinya sedikit masukan.
Berharap hal-hal baik selalu bersama nya.
Berharap heningnya malam tak lagi mengganggu pikiran-pikirannya.
Dan jika ia kembali terusik, semoga aku selalu ada untuknya.

Maka untuk mu malam hari yang hening dan apa adanya.
Bisakah datang dengan mengetuk pintu terlebih dahulu?
Setidaknya agar ia lebih bersiap dan terjaga.


Dan untuk mu.
Jika kamu masih terjaga dalam keheningan malam, apa pun sebabnya.
Jangan segan-segan membangunkan aku.
Karna aku ingin selalu ada.
Selalu ada dalam suka mu, serta sedih dan resah mu.
Aku ingin menjaga mu semampu ku, sebisa ku.

Tidurlah dengan tenang, jika mimpi mengurangi kualitas tidur mu, maka tak perlu bermimpi dalam tidur apapun bentuknya.

Tenang, malam tidak akan menyakitimu.

Malam telah mengetuk pintu, dan kamu cukup merasakan hadirnya, dan mempersiapkan diri untuk malammu yang panjang.

-Dari aku,yang ingin menjadi lampu tidurmu.

ftrrzkm

1:35AM

3 komentar:

  1. segar pagi bangunku, disambut indah oleh kupu-kupu
    tak disangka kamu menjadi lampu  yang telah menemani tidurku
    tanyaku akan cahayamu yang redup saat ku terlelap
    ku sadar wajar gelap, untuk membuatku nyaman terlelap.

    ternyata sudah kamu kirim kepada-Nya.
    doa yang kamu panjatkan,  adalah cahaya yang sebelumnya kamu simpan untukku berceria di esok hari. 
    Ya... itu hari ini. Memang sudah tidak dalam bentuk cahaya lampu lagi, tapi terpampang nyata dalam sebuah matahari.

    Terima kasih, Fitri. 

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus