Minggu, 29 Juni 2014

Kisah Kecil di dalam Masjid.

Hari ini aku belajar satu hal atau banyak hal.
Taraweh ke dua ini memang tak seramai kemarin, tak sepenuh kemarin.
Tapi memberikan sedikit atau banyak pelajaran bagi ku.
Aku melihat tiga orang wanita yang sudah menjadi nenek berjajar mendirikan sholat sunah sesudah sholat isya.

Dengan susah payah mereka rukuk.
Dengan susah payah mereka bersujud.
Mungkin karena sudah tak dapat bergerak lentur seperti waktu muda.
Entah berapa umur ketiganya.
Yang aku tau, sudah banyak bulan romadon seperti ini yang mereka lewati.

Aku terharu melihat semangat mereka.
Aku berfikir, mereka bisa menjadi contoh atau motivasi bagi kami yang masih muda untuk lebih semangat beribadah
Karena kami lebih kuat darinya, gerakan kami masih lentur.
Masih lentur dan tak perlu bersusah payah untuk melakukan rukuk dan sujud menghadap-NYA.

Merenunglah aku.
Bermuhasabahlah aku.

Apabila telah lelah berdiri, maka duduk menjadi alternatif.
Subhanallah.

Singkat saja.

Senin, 23 Juni 2014

Lupa Bersyukur.


Kadang aku sering lupa bersyukur.
Dalam artian lebih banyak mengeluh.
Semoga Allah tak marah pada ku, marah atas sikap ku ini.

Aku lupa bahwa aku masih lebih beruntung dari yang kurang beruntung.
Tetapi masih saja aku sering mengeluh.
Memasang tampang menyebalkan dan berkeluh kesah.
Padahal itu tak akan menyelesaikan masalah.
Spontan saja itu ku lakukan, kebiasaan buruk memang.

Seringkali nikmat pun menjadi cobaan.
Bahkan menurutku cobaan atas nikmat yang didapat lebih sulit untuk dihadapi.
Kenapa?, mari kita pikirkan.
Bila susah kita akan lebih mudah dekat dengan-Nya , jika senang? Tak jarang kita mulai lalai lagi.

Jangan di ambil hati, mungkin itu hanya pendapat ku saja, semoga tidak benar ya :) .

Tapi sungguh kenikmatan yang kita dapat merupakan cobaan terberat.
Akan kah kita ingat pada-Nya seperti saat sulit, atau malah sebaliknya?.

Sering aku mengeluh, padahal nikmat yang berikan oleh Allah tak terkira luasnya.
Tak percaya?.
Coba saja hitung nikmat yang diberikan oleh Allah sendari kita lahir?.
Terhitungkah oleh digit kalkulator kita?.

Ya aku memang manusia biasa yang tak luput dari dosa dan kesalahan.
Semoga Allah mau memaafkan segala khilaf dan prilaku yang sering merasa kurang ini.
Tentu Allah mau memaafkan, karna Allah maha pengasih lagi maha penyayang, senantiasa mengampuni hambanya yang mau bertobat dan berubah, InsyaAllah :).

Sabar, syukur, berhusnudzan, tawakal dan tetap istiqomah dijalannya.
lagi-lagi tentang hijrah "menuntun bukan menuntut"

Kamu patut bersyukur . Kamu punya segalanya-ftrrzkm

Rabu, 18 Juni 2014

Hidup dan Kesempatan yang Berbeda



Aku melihat kejujuran dalam dirinya, anak-anak kecil itu.
Jujur tutur katanya, tak ada yang di tutup-tutupi.
Polos pola prilakunya, membuat siapa saja yang melihatnya dengan mudah tertawa.
Tawanya begitu bebas, benar-benar bebas tak ada paksaan.
Tatapan matanya yang tulus membuat hati siapa saja luluh melihatnya.

Tapi coba tengok keluar.
Ada beberapa diantara mereka yang beruntung, dan sisanya? Ada pula yang terluka oleh keadaan.
Himpitan ekonomi terkadang menuntutnya menerjang teriknya matahari di ramainya jalan raya.
Entah benar tuntutan ekonomi atau sesuatu yang lain yang membuatnya seperti itu.
Putus sekolah, waktu bermain pun terenggut, yang mereka tau hanya bagaimana mencari uang untuk sesuap nasi saja.

Terkadang aku berpikir kemana orang tuanya? Yang seharusnya melindungnya? Memnuhi kebutuhannya?, seperti orang tua lainnya.
Tapi tak pernah terjawab pertanyaan itu, terlalu rumit mungkin.
Aku pun tak bisa membaca keadaan sebenarnya.

Beruntungnya aku tak pernah merasakan hal seperti itu, sekolah ku terus berjalan sampai saat ini akan ke perguruan tinggi.
Beruntungnya aku tak pernah merasakan hal seperti itu, masa bermain saat kecil ku sangat indah membuatku banyak belajar.

Tapi mereka membuat ku belajar, belajar bahwa hidup itu tak mudah, mungkin keras, dan banyak rintangan yang harus dihadapi.
Meraka membuat ku semakin mensyukuri nikmat yang ku punya, karna tak semua orang punya kesempatan yang sama.
Aku tau meraka-pun ingin sekolah, ingin bermain, ingin mengejar cita-citanya, siapa yang tak tahu?.
Yang mereka butuhkan hanya kesempatan.

Ya kamu benar tentang itu
Tentang kita yang seharusnya memanfaatkan kesempatan yang kita punya dengan sebaik-baiknya, bukan malah mengabaikannya dan menyia-nyiakannya begitu saja.

Sabtu, 14 Juni 2014

Aku Hijau dan Aku Butuh Air

Aku hijau dan aku butuh air.
Ralat tidak hanya air, aku pun butuh asupan nutrisi agar aku dapat tumbuh dengan cepat.
Tumbuh dan memberikan keindahan untukmu.
Terkadang kamu tidak peduli terhadapku.
Sekalipun aku layu kamu tetap bergeming.
Aku tahu kamu sibuk, aku tahu!.
Tapi luangkanlah waktu sekedar beberapa menit saja untuk memperhatikan aku.
Mungkin kamu merasa aku merepotkan.
Mungkin itu benar.
Tapi ini bukan mauku, andai aku bisa memenuhi kebutuhanku sendiri, sayangnya tak bisa.
Bila hujan datang aku sangat bahagia, karna tak perlu merepotkanmu.

Aku hijau dan aku butuh air.
Sayangnya tidak dapat bicara.
Sehingga kamu tak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan saat kamu tidak peduli.
Bahagia bagiku sangatlah sederhana.
Hujan, dan kamu saat hujan tidak datang.
Aku tidak tahu pasti apa aku punya perasaan sepertimu?
Aku tidak tahu pasti apa aku benar-benar merasa kehausan atau tidak, yang jelas aku butuh air.

Aku tumbuh dan aku akan memberi warna di hidupmu.
Hijau, merah, kuning, atau warna lainnya.
Aku tumbuh dan aku akan memberi kesejukan bagimu.
Menari untuk memberikan sejuk untukmu.

semoga kamu membacanya, agar kamu tau apa yang aku butuhkan.

 untukmu dari aku yang hijau dan butuh air

-ftrrzkm

Jumat, 06 Juni 2014

Pusaran Waktu Sang Penikmat Waktu.

Waktu itu tidak berhenti.
terus jalan dan berputar, tanpa bisa kembali.


Waktu dengan hidup bagaikan pusaran air tak bertepi, terus berlalu bersama tanpa bisa berhenti.

Waktu yang tlah berlalu hanya bisa diingat, dipelajari, dan diperbaiki setiap inci kesalahannya.


Andai benar ada  ‘mesin waktu’ seperti di dongeng-dongeng, maka akan kemana kita pergunakan mesin itu untuk kembali?.


Bagi sang penikmat waktu, mungkin ia takkan menggunakan kesempatannya.

Kenapa?, karna baginya hidup itu masa depan, yang tlah berlalu biarlah menjadi kenangan penuh pelajaran.

Sekalipun harus menoleh kebelakang  baginya itu hanya untuk tersenyum dan melambaikan tangan.


Terkadang waktu berputar terlalu cepat dan berlalu begitu saja.

 Membuat sang penikmat waktu kewalahan dan hampir saja menyerah.

Ingin ia berhenti, tapi ia tak ingin tertinggal.


Waktu itu terus berputar, takan berhenti hanya karna kita berhenti.

Takkan diam hanya karna kita diam.

Dan takkan tidur hanya karna kita tidur.


Waktu itu maju, meski angka dalam lingkarannya hanya itu-itu saja.

Merekam saat kita hanyut dalam mimpi malam sekalipun.

Merambat sampai tiba pagi bagi ayam yang ingin berkokok.


Percaya atau tidak, waktu selalu mengharapakan mu kembali.

Mengharapkan mu kembali menjadi ‘sang penikmat waktu’.      

Berdirilah , angkat wajah mu, bukan untuk sombong tapi untuk melihat betapa indahnya sang waktu bila kamu menikmatinya, tersenyumlah dan katakan “Akulah sang penikmat waktu”.


Aku waktu bagi kamu sang penikmat waktu.

Kamis, 05 Juni 2014

Warna Sejuta Cerita



Hidup itu warna, banyak warna didalam setiap inci ceritanya.

Aku warna. jingga di sore harinya.       

Aku warna. biru dan putih di siang hari cerahnya.

Aku warna. Merah, kuning, hijau di langit setelah hujannya.

Aku warna. Mewarnai setiap jejak langkahnya.
  
Meski tersembunyi, aku tetap warnanya.

Meski diam-diam dan tak dianggap, aku tetap warnanya.

Meski hitam dan gelap sekalipun,  aku tetap warnanya.

Aku tetap warnanya meski dirinya pun tak pernah tahu.

Karna aku berusaha mewarnai hidupnya.

Meski ada seseorang yang menjadi warna sesungguhnya di hidupnya.

Lantas siapa warna ku?.

Warna ku adalah dirinya.

Dari jarak sekian meter pun ia tetap warna ku, mewarnai hidupku.

Membuat hari-hari ku ceria, seperti langit tanpa awan di siang hari, biru!.

Aku selalu bahagia saat ia ada di sekitarku, karna semuanya terasa berwarna.

Lain cerita bila ia pergi entah kemana, karna semuanya menjadi hitam.
  
Tapi hitam tetaplah warna.

Meski terkadang banyak yang melupakan hitam sebagai warna.

Selayaknya putih yang selalu utuh didalam kotak warna, terlupakan.


Dan mungkin itulah aku dihidupnya, terlupakan.