1
Jatuh cinta pada teman lama, salah kah?
Dia teman masa remajaku di Sekolah Menengah Atas.
Sungguh dia sangat berbeda sekarang.
Proses pendewasaan diri telah mengubahnya menjadi sosok
bidadari.
“Apa kabar?”
“Baik, kamu?”
“Terasa menjadi lebih baik setelah bertemu kamu lagi”
Dia tertawa mendengar jawabanku, lihat lah tawanya itu.
Sungguh acara reuni ini membuat aku kehilangan akal sehat.
Padahal dulu dialah teman yang paling sering menjadi korban
keisenganku.
“Kenapa kamu tertawa Winda”
“Bercandaanmu sangat konyol, kamu masih saja menyebalkan,
sama seperti dulu Ki”
“Apanya yang menyebalkan?”
“Kamu baru saja menggoda istri orang. Aku permisi ke suamiku
dulu ya”
***
2
Tiada yang lebih indah selain melihat tawamu.
Aku rela melakukan hal bodoh dihadapanmu, demi melihat tawa
itu.
Setelah kamu menertawai kebodohanku, aku akan berpura-pura
merajuk kepadamu, agar kamu membujukku.
Kamu adalah pria yang membuatku tergila-gila.
Membuatku kecanduan untuk terus menatapmu, di gelap malam
sekalipun.
Aku telah jatuh cinta sangat jauh padamu.
Sampai-sampai aku rela kamu terus menertawaiku karena
perbuatan isengmu yang berhasil membuatku tampak bodoh.
Sayangnya, kita tidak bisa seperti itu lagi.
Malam ini kita dipertemukan lagi, dan aku masih jatuh cinta
padamu.
“Apanya yang menyebalkan?” tanyamu, setelah sedikit
merayuku.
“Kamu baru saja menggoda istri orang. Aku permisi ke suamiku
dulu ya” jawabku
***
3
Sore di pantai Bali itu, aku senantiasa memperhatikanmu.
Memperhatikan Setiap gerak-gerik langkah kakimu, dan
gerak-gerik matamu.
Aku hanya ingin tahu, sosok mana yang sedang kamu telanjangi
dengan matamu itu.
Setelah aku tahu, pupuslah harapanku pada sore hari yang
sakit itu.
Tahun-tahun berlalu tanpa kusebut namamu.
Tuhan berkata lain, pada matang usia kita.
Aku mendapatkanmu Winda.
Semua terasa sempurna sampai akhirnya matamu berkata lain
padaku.
“Mas, Aku tadi bertemu dengan Rizki disana”
Lihatlah binar matamu itu Winda, “Oh ya?”
“Iya mas, dia masih seperti dulu”
Ah aku terluka oleh kata yang kamu lantunkan dengan Binar dimatamu
itu Winda.
Sungguh acara reuni ini terasa seperti sore di
pantai Bali yang sakit tempo dulu