Rabu, 03 Agustus 2016

Kamu



1

Jatuh cinta pada teman lama, salah kah?
Dia teman masa remajaku di Sekolah Menengah Atas.
Sungguh dia sangat berbeda sekarang.
Proses pendewasaan diri telah mengubahnya menjadi sosok bidadari.
“Apa kabar?”
“Baik, kamu?”
“Terasa menjadi lebih baik setelah bertemu kamu lagi”
Dia tertawa mendengar jawabanku, lihat lah tawanya itu.
Sungguh acara reuni ini membuat aku kehilangan akal sehat.
Padahal dulu dialah teman yang paling sering menjadi korban keisenganku.
“Kenapa kamu tertawa Winda”
“Bercandaanmu sangat konyol, kamu masih saja menyebalkan, sama seperti dulu Ki”
“Apanya yang menyebalkan?”
“Kamu baru saja menggoda istri orang. Aku permisi ke suamiku dulu ya”

***

2

Tiada yang lebih indah selain melihat tawamu.
Aku rela melakukan hal bodoh dihadapanmu, demi melihat tawa itu.
Setelah kamu menertawai kebodohanku, aku akan berpura-pura merajuk kepadamu, agar kamu membujukku.
Kamu adalah pria yang membuatku tergila-gila.
Membuatku kecanduan untuk terus menatapmu, di gelap malam sekalipun.
Aku telah jatuh cinta sangat jauh padamu.
Sampai-sampai aku rela kamu terus menertawaiku karena perbuatan isengmu yang berhasil membuatku tampak bodoh.
Sayangnya, kita tidak bisa seperti itu lagi.
Malam ini kita dipertemukan lagi, dan aku masih jatuh cinta padamu.
“Apanya yang menyebalkan?” tanyamu, setelah sedikit merayuku.
“Kamu baru saja menggoda istri orang. Aku permisi ke suamiku dulu ya” jawabku

***

3

Sore di pantai Bali itu, aku senantiasa memperhatikanmu.
Memperhatikan Setiap gerak-gerik langkah kakimu, dan gerak-gerik matamu.
Aku hanya ingin tahu, sosok mana yang sedang kamu telanjangi dengan matamu itu.
Setelah aku tahu, pupuslah harapanku pada sore hari yang sakit itu.
Tahun-tahun berlalu tanpa kusebut namamu.
Tuhan berkata lain, pada matang usia kita.
Aku mendapatkanmu Winda.
Semua terasa sempurna sampai akhirnya matamu berkata lain padaku.
“Mas, Aku tadi bertemu dengan Rizki disana”
Lihatlah binar matamu itu Winda, “Oh ya?”
“Iya mas, dia masih seperti dulu”
Ah aku terluka oleh kata yang kamu lantunkan dengan Binar dimatamu itu Winda.
Sungguh acara reuni ini terasa seperti sore di pantai Bali yang sakit tempo dulu