“Jangan
menilai buku dari luarnya saja” Sering kita mendengar istilah seperti itu,
biasanya digunakan dalam hal ‘mengenal’ kepribadian seseorang, namun kini aku
ingin mengaplikasikannya pada sebuah pengalaman membahagiakan yang ku temukan
disore hari bersama seorang teman. Hari itu aku dan seorang teman bertekad
untuk mencari buku penunjang mata kuliah, di pusat buku-buku bekas tepatnya di
Pasar Senen. Banyak mahasiswa-mahasiswa yang dengan santainya mencari buku-buku
yang diperlukan disana,dengan berbagai alasan sendiri tentunya, termasuk aku.
Aku memilih pasar senen sebagai pemeran utama dalam melengkapi buku-buku mata
kuliah karena harga disana cukup jauh lebih murah dibandingkan dengan di
toko-toko indah berudara AC. Meski memang kualitas buku yang dipunya berbeda,
tidak masalah buat ku, karena yang terpenting adalah ‘isi’nya.
Setelah
berkeliling mencari buku yang ternyata akhirnya tidak mendapatkan apa-apa, aku
dan teman ku tersebut memutuskan untuk menunaikan sholat ashar, aku pikir akan
sulit mencari musholah ditempat itu , ternyata musholah yang dicari-cari
terpampang jelas di depan mata, Alhamdulillah. Setelah memasuki musholah
teresebut, subhanallah tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan, musholah tersebut
bersih dan rapih serta ber-AC, dan yang terpenting tempat wudhunya terpisah
antara laki-laki dan perempuan.
Inilah
mengapa aku sebut jangan menilai buku dari luarnya, ternyata pasar senen yang
sangat merakyat itu, memiliki musholah yang nyaman dan bersih, melebihi
musholah-musholah yang pernah ku temui di tempat wisata-wisata yang bahkan
tempat wudhunya bercampuran antara laki-laki dan perempuan. Sangat bersyukur
rasanya saat itu, karena jika dipaksa sholat di kostan kemungkinan tidak akan
tepat waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar