Jumat, 05 Desember 2014

Sisi Positif, Perjalanan Malam.

Perjalanan malam memang menyeramkan, terlebih jika kamu sendirian.
Tapi meski begitu, aku sangat menikmati perjalanan malam yang terjadi semalam.
Sebenarnya tidak dapat dikategorikan malam, ya baiklah agar lebih rinci kita mulai saja.

*Asal-usul perjalanan setelah magrib.
Perjalanan ini terjadi sekitar pukul 18:15 WIB setelah shalat magrib, sebenarnya ini adalah perjalanan diluar rencana. Rencana sebelumnya adalah aku akan di jemput oleh ayah ku kira-kira pukul 15:00 WIB di kostan samping kampus, namun tiba-tiba ayah ku menelfon memberi kabar, katanya kereta kuda besi (baca: Motor) tidak bisa melintasi jalan yang menuju kostan ku, karena terhalang oleh banjir dan aku dianjurkan untuk pulang besok pagi saja. Aku pun bimbang, aku sudah sangat ingin pulang, rasanya akan sangat melelahkan (hati) bila harus menunggu besok pagi.  Akhirnya terpikirlah ide untuk melakukan perjalanan pulang seorang diri menggunakan kendaraan umum setelah selesai shalat magrib, agar perjalanan terasa tenang.

*pemandangan indah yang membuat semakin rindu ibu.
Keluar pintu gerbang kostan, melintasi rumah warga dan berniat membeli minum untuk dijalan, aku menemukan hal yang menakjubkan. Aku melihat seorang ibu sedang mengajarkan anaknya yang masih balita berwudhu. Subhanallah sungguh indah pemandangan itu, tak henti-hentinya aku tersenyum. Semakin rindulah aku kepada ibu ku dirumah ketika melihat pemandangan itu, sehingga semakin semangat lah aku untuk pulang. Langkah ku semakin cepat, meski bulir-bulir keringat mulai membasahi wajah ku, aku tidak peduli. Aku hanya ingin pulang.

*Kerlap-kerlip kombinasi lampu kendaraan dan lampu jalanan.
Di dalam kendaraan,dan  di ketinggian yang membuat jarak pandang ku terhampar luas, selalu kerlap-kerlip lampu kendaraan dan lampu jalanan  mampu membuat ku terpukau, dan selalu mampu membuat senyum ku semakin berkembang menikmati pesona lampu yang berkilauan. Ya memang ramainya kendaraan di jalan raya selalu mencipta macet, dan macet itu membuat stress, membuat waktu banyak terbuang. Tapi coba nikmati agar rasa stress akan waktu yang terbuang itu setidaknya dapat terobati meski hanya sedikit dengan melihat betapa indahnya kerlap-kerlip lampu yang terhampar dijalan raya itu. Melihatnya seperti melihat berlian yang berkilauan, indah, romantis, dan bercahaya, membuat diri terpesona akan indahnya malam tanpa bintang.

*Trans Jakarta dan LDR Raisa
Hal gila yang ku lalui selanjutnya adalah, berdesakan di dalam Trans Jakarta. Sebenarnya itu adalah hal yang biasa, meski Trans Jakarta senantiasa ramai, aku selalu suka menumpang di dalamnya. Dengan berada di dalamnya membuat ku semakin dekat dengan masyarakat sosial, aku bisa mengamati tiap gerak-gerik yang ada dan mengambil hikmah dari kejadian yang dialami oranglain. Perjalanan pulang kali ini seperti biasa aku lalui sambil mendengarkan radio di handphone ku, berharap aku bisa mendapat informasi tentang jalanan yang akan ku lalui. Saat sedang asyik menikmati suasana di dalam Trans Jakarta, lagu yang terputar di radio yang sedang ku dengar adalah lagu dari Raisa yang berjudul LDR, aku ingin tertawa rasanya. Entah mengapa aku merasa hal ini lucu, aku serasa sedang berada dalam pembuatan video dari lagu LDR ini. Alhasil karena aku tidak mungkin tertawa sendirian, aku hanya tersenyum menahan tawa. Bila diceritakan memang tidak lucu, tapi jika diantara kalian (pembaca tulisan ini) ada yang pernah merasakan hal yang sama, mari kita tertawa bersama hahaha X'D .

*Menunggu nomer 18 dan Romantisme anak smp.
Turun dari Trans Jakarta, bukan berarti urusan ku selesai, aku masih harus menunggu angkutan umum nomer 18. Aku pikir semua akan berjalan lancar ternyata, penantian ku akan nomer 18 ini harus berlangsung lama, karena angkutan 18 ini dipenuhi oleh penumpang-penumpang lain. Saat sedang menunggu sambil menikmati kerlap-kerlip lampu kendaraan, perhatian ku terpecah dengan kehadiran anak SMP yang masih berseragam putih-biru padahal jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat hampir setengah delapan. Kehadiran mereka awalnya biasa saja bagi ku, sampai aku menemukan sesuatu yang lain, “sepasang dari mereka bergandengan tangan”. Mungkin pemandangan ini sudah biasa di ibu kota kita, tapi buat ku ini menjadi lucu. Bukannya apa-apa, memang pada jamannya hal ini terlihat amat biasa, tapi setelah aku melewati jamannya dan kembali melirik kebelakang rasanya masih belum pantas, usia mereka rasanya masih terlalu belia bahkan untuk hal ini. Lucu dan aku lagi-lagi menahan tawa, entah aku yang norak atau entahlah, yang jelas aku sudah mendapatkan yang ku tunggu, dia si biru 18 yang akan membawa ku pulang.

*Bapak supir angkot, yang mengingatkan perjuangan seorang ayah mencari nafkah.
Di dalam angkot 18 ini, aku kembali mengamati sekitar sambil masih mendengarkan radio di handphoneku. Posisi ku dekat dengan sang supir angkot, saat sedang berada di tengah kemacetan, sang sopir mendapat panggilan telepon dari handphonenya, dan ia pun mengangkatnya. Sepertinya dari anaknya, karena seakan-akan ia berbicara dengan anak kecil mengatakan bahwa ia sebentar lagi akan pulang dan sekarang sedang dijalan. Seketika aku teringat ayah ku, apa waktu aku kecil aku pernah melakukan hal yang sama seperti anak supir angkot itu?, entah mengapa aku tersenyum menyaksikan kejadian kecil yang manis itu. Aku pun kembali pada dunia ku, mengamati jalanan yang terpampang jelas dihadapan ku.

*Home sweet home.
Setelah melakukan perjalanan panjang, akhirnya sampai juga aku di rumah. Bertemu bapak dan ibu ku, kakak ku, dan ditambah bertemu dengan anggota keluarga baru (anak kucing) yang sangat lucu. Ah banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan ini, sungguh menyenangkan sekali perjalanan malam hari ini meski lelah dirasa. Semoga saja perjalanan selanjutnya dapat menemukan pelajaran dan pengalaman baru^^, AAMIIN.

Memandang segala sesuatu dari sudut yang posisitif, tentunya akan lebih melegakan dan membuat segalanya menjadi terasa ringan, Tenang tanpa keluh kesah. Ikhlas, berpikir positif, khusnudzan, dan sabar.

ftrrzkm-




2 komentar:

  1. Pengamat yg baik dan bijak. Perjalanan selalu menjadi cerita yg beberapa bisa diungkapkan dengan cerita. Sesekali perjalanan bisa dilewati dengan tawa, senyuman, bahkan kesedihan. Berjalan dengan kaki. Kadang berhenti kadang berlari. Melihat sekitar, terbersit, apakah sekitar melihatku? Tentu saja, dan aku berjalan kembali menikmati perjalanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang perjalanan jauh bisa membantu sedikit atau banyak, sejenak atau selamanya, untuk melupakan kesedihan.

      Hapus