terus jalan dan berputar, tanpa bisa kembali.
Waktu dengan hidup bagaikan pusaran air tak bertepi, terus
berlalu bersama tanpa bisa berhenti.
Waktu yang tlah berlalu hanya bisa diingat, dipelajari, dan
diperbaiki setiap inci kesalahannya.
Andai benar ada ‘mesin
waktu’ seperti di dongeng-dongeng, maka akan kemana kita pergunakan mesin itu
untuk kembali?.
Bagi sang penikmat waktu, mungkin ia takkan menggunakan
kesempatannya.
Kenapa?, karna baginya hidup itu masa depan, yang tlah
berlalu biarlah menjadi kenangan penuh pelajaran.
Sekalipun harus menoleh kebelakang baginya itu hanya untuk tersenyum dan
melambaikan tangan.
Terkadang waktu berputar terlalu cepat dan berlalu begitu
saja.
Membuat sang penikmat
waktu kewalahan dan hampir saja menyerah.
Ingin ia berhenti, tapi ia tak ingin tertinggal.
Waktu itu terus berputar, takan berhenti hanya karna kita
berhenti.
Takkan diam hanya karna kita diam.
Dan takkan tidur hanya karna kita tidur.
Waktu itu maju, meski angka dalam lingkarannya hanya itu-itu
saja.
Merekam saat kita hanyut dalam mimpi malam sekalipun.
Merambat sampai tiba pagi bagi ayam yang ingin berkokok.
Percaya atau tidak, waktu selalu mengharapakan mu kembali.
Mengharapkan mu kembali menjadi ‘sang
penikmat waktu’.
Berdirilah , angkat wajah mu, bukan untuk sombong tapi untuk
melihat betapa indahnya sang waktu bila kamu menikmatinya, tersenyumlah dan
katakan “Akulah sang penikmat waktu”.
Aku waktu bagi kamu sang penikmat waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar