Rabu, 18 Juni 2014

Hidup dan Kesempatan yang Berbeda



Aku melihat kejujuran dalam dirinya, anak-anak kecil itu.
Jujur tutur katanya, tak ada yang di tutup-tutupi.
Polos pola prilakunya, membuat siapa saja yang melihatnya dengan mudah tertawa.
Tawanya begitu bebas, benar-benar bebas tak ada paksaan.
Tatapan matanya yang tulus membuat hati siapa saja luluh melihatnya.

Tapi coba tengok keluar.
Ada beberapa diantara mereka yang beruntung, dan sisanya? Ada pula yang terluka oleh keadaan.
Himpitan ekonomi terkadang menuntutnya menerjang teriknya matahari di ramainya jalan raya.
Entah benar tuntutan ekonomi atau sesuatu yang lain yang membuatnya seperti itu.
Putus sekolah, waktu bermain pun terenggut, yang mereka tau hanya bagaimana mencari uang untuk sesuap nasi saja.

Terkadang aku berpikir kemana orang tuanya? Yang seharusnya melindungnya? Memnuhi kebutuhannya?, seperti orang tua lainnya.
Tapi tak pernah terjawab pertanyaan itu, terlalu rumit mungkin.
Aku pun tak bisa membaca keadaan sebenarnya.

Beruntungnya aku tak pernah merasakan hal seperti itu, sekolah ku terus berjalan sampai saat ini akan ke perguruan tinggi.
Beruntungnya aku tak pernah merasakan hal seperti itu, masa bermain saat kecil ku sangat indah membuatku banyak belajar.

Tapi mereka membuat ku belajar, belajar bahwa hidup itu tak mudah, mungkin keras, dan banyak rintangan yang harus dihadapi.
Meraka membuat ku semakin mensyukuri nikmat yang ku punya, karna tak semua orang punya kesempatan yang sama.
Aku tau meraka-pun ingin sekolah, ingin bermain, ingin mengejar cita-citanya, siapa yang tak tahu?.
Yang mereka butuhkan hanya kesempatan.

Ya kamu benar tentang itu
Tentang kita yang seharusnya memanfaatkan kesempatan yang kita punya dengan sebaik-baiknya, bukan malah mengabaikannya dan menyia-nyiakannya begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar