Minggu, 26 April 2015

Tergilas

Badanku remuk tergilas waktu.
Hati ikut remuk, berantakan, berserakan kepingannya.
Keduanya telah remuk, lantas apa lagi yang aku punya?
Sungguh hanya sesak yang ku rasa.

Bahkan alam bebas penuh kebebasan dalam bernafas tidak cukup memberi kelegaan dalam setiap hela.

Aku hanya bisa diam.
Duduk disudut ruangan memeluk kaki.
Berimajinasi akan hal baik datang.
Nyatanya, aku menabur garam diatas lukaku sendiri.

Genangannya sudah penuh di pelupuk mata.
Siap tumpah sejadi-jadinya.
Namun nyatanya tertahan, entah oleh apa.
Sesak dirasakan, karna tangis enggan meledak.

Menertawakan diri sendiri.
Menertawakan ketidak berdayaan.
Gilas saja semua, biar hancur tanpa sisa.
Biar tak ada aku, biar lebih baik semua.

Akhirnya hancur semua pertahanan.
Aku mengambil bendera putih.
Tanda menyerah? Kalah? Atau damai?
Entahlah, yang aku tahu hanya aku yang sudah hancur.
Tergilas sejadi-jadinya tidak bersisa.

Aku berlari diatas puing-puing diri.
Berharap ada yang mengerti atau entah apa.
Nyatanya aku sendiri di pijakan bumi ini.
Sakit sungguh rasanya.
Karna aku sudah tidak ada artinya.
Mengertilah, aku terlalu hancur untuk diperlakukan seperti ini-diabaikan.

ftrrzkm---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar