Kamis, 16 April 2015

Rindu Milik Sendiri Pilu, Ngilu.

Aku duduk dalam diam di tepi ruang.
Mencoba meraba-raba apa yang sedang melanda hati.
Aku bingung, aku pilu.
Menganalisis rasa sendiri begitu malu.
Hujan di balik jendela mulai menari sepanjang hari, menambah ngilu.

Oh ternyata…
Rindu milik sendiri.
Pilunya dinikmati sendiri.
Sendunya hati membawa redup di sana-sini.
Lagi-lagi dingin merasuk diri, menambah gigil.
Ternyata aku tidak bisa menari bersama hujan lagi.

Bayangmu terpampang dalam pikiran.
Khayalan menunjukan bahwa kamu ada di depan mata.
Namun tetap tak dapat kurasa.
Karena kamu benar tak ada.

Dan aku duduk di balik siluet rindu.
Jingga setelah hujan.
Merona seperti semburat malu.

Aku di dalam rindu.
Pilu tahu kamu bukan punya ku.


"Postingan ini dipersembahkan untuk KOMBUN @BLOGGER_UNJ pada edisi #April2015"

4 komentar:

  1. Duuuuhh, terharu bacanya, :(

    BalasHapus
  2. Duuuuhh, terharu bacanya, :(

    BalasHapus
  3. wah.. boleh nih kapan" ajari bikin puisi..

    meraba-raba apa yang sedang melanda hati.
    hati kan letaknya dekat dada. tapi itu bukan meraba dada kan :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa kak bisa hehehe.

      hahaha bukan kok kak bukan, itu cuma kalimat kiasan aja :D

      Hapus