Jumat, 20 Maret 2015

Fitri 18 tahun, anak kost.


Ya tau sih, kalo misalnya ini akan jadi postingan tidak penting. ya yang lain juga sebenernya postingan enggak penting semua. Sastra bukan, berunsur edukasi juga enggak.
Lagi-lagi Fitri dikejar deadline, iya terus aja gitu kejar-kejaran sama deadline kayak film India.
Fitri ngumpet di balik pohon, si deadline menemukan Fitri di balik pohon itu, terus mereka muter-muter kejar-kejaran ala film India.

Tugas banyak, yang untungnya masih bisa diselesaikan satu persatu (terlepas dari bener atau salahnya yang masih belum pasti). Fabel juga masih belum tersentuh, satu paragraf kemudian mandek. Efek udah jarang nulis cerita-cerita fiksi, apalagi fabel gitu.

Fitri delapan belas tahun, masih kecil sih ya kayaknya. Oke maaf ini enggak tahu diri kalo ngaku masih kecil. Ya tapi usia-usia segini masih labil, jadi mahasiswa juga baru kan. Delapan belas tahun, dan ngekost (terus?) ya gitu deh, ya jadi mandiri sih, meski kalo udah dirumah tetep aja enggak beda sama sebelum ngekost kelakuannya. Ini ceritanya karna banyak tugas, ada kegiatan di kampus, dan satu lain halnya si Fitri yang dikejar-kejar deadline sampe "jatoh" ini enggak bisa pulang ke rumahnya, FYI rumah Fitri ini cuma di Bekasi, err- Kab.Bogor, tapi kepleset dikit masuk Bekasi, ke Bogornya mah jauhh.

Fitri semakin merasa sepi, tsaaah. Terlebih ketika enggak ada kerjaan apa-apa dan Fitri cuma bisa diem. Untungnya Fitri banyak kerjaan, tapi tetep aja diem -_- duh nak.

Fitri tadinya sudah menyusun rencana, dibulan April awal nanti Fitri akan pergi menuju kampung halaman bersama ibu, bapak, dan kakaknya yang suka ngaku ganteng. Tapi semua rencana itu sirna, ketika tanggal 4 april nanti masih ada UTS. Iya kamu benar sekali kawan, Fitri telah menyiapkan segalanya, tetapi semua harus direlakan, tidak apa~ Fitri sudah biasa merelakan segalanya.

Fitri delapan belas tahun, perempuan dan hitam. Ada yang ngingetin Fitri, kalo besok sabtu tanggal 21maret, matahari lagi tepat diatas pulau jawa, entah dia dapet info dari mana, dan Fitri diingetin untuk enggak panas-panasan, takut makin hitam atau keling kali yaa. Fitri itu perempuan jawa atau sunda sih?, darahnya sih darah sunda, tapi ngomong sunda aja berantakan alias enggak bisa. Katanya perempuan sunda itu putih-putih, lah ini keling, ya gak masalah juga sih hahaha.

Makin enggak penting dan enggak jelas aja ini pembahasan.
Ya pokoknya, semoga aja India moment antara Fitri dan deadline bisa terselesaikan.
Semoga aja Fitri anak umur delapan belas tahun ini bisa mengatasi sepinya dan rasa ingin pulang yang tidak tersampaikan.

Rumah Manis Rumah.
Home sweet Home.
Rumah ku istana ku.

Dari Fitri, untuk Fitri setelah hujan reda.

ftrrzkm~

2 komentar:

  1. Fitri semakin merasa sepi. boleh nih kapan" maen k kosannya. eh..
    #Abaikan..

    ayo dong semangat lagi nulis fiksinya..
    coba bikin fiksi mini 100 kata aj, klo emang lagi sibuk" bgt
    http://indonovel.com/tiga-tahap-menulis-flash-fiction/

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha. Iya kak ini sepertinya karna kurang latihan dalam mencipta fiksi, jadi rada susah. boleh juga itu fiksi mini 100 kata, sepertinya tidak menyita banyak waktu. Ini udah sebulan dan baru buka blog lagi, efek modem rusak *Curcol* . Terimakasih kak link rekomendasinya hehe^^

      Hapus