Sepuluh pebruari dua ribu lima belas.
Pukul sebelas
malam lewat lima menit.
Adakah seseorang
yang bodohnya melebihi keledai sekalipun?
Ada!
Siapa?
Aku.
Semua
kata terbuang percuma.
Tidak ada
artinya, tidak ada maknanya, hanya basa-basi belaka.
Aku terlalu bodoh
untuk dengan mudahnya percaya pada kalimat yang nyatanya palsu.
Dan nyatanya rentetan kata yang diucapkan semalam suntuk itu hanyalah bualan belaka.
Lihat kan? Aku sangat bodoh melebihi keledai sekalipun.
Pecah sudah semua.
Terjawab sudah segala.
Dan aku seakan tidak ingin percaya pada apapun lagi.
Bahkan jika harus memulai dengan pemain baru sekali pun, aku
enggan.
Aku terlalu takut untuk mengulang segala kesalahan yang
sama.
Terlanjur menjadi cangkir yang pecah, dan hancur.
Terlanjur terlindas segala rasa percaya yang dimiliki ini.
Sesak sampai ingin muntah.
Mengeluarkan segala bongkah kecewa yang tercipta.
Hanya mempermalukan diri sendiri.
Sungguh aku tak ingin
lagi.
Dan akhirnya aku hanya berdiri dipersimpangan jalan, tanpa
tahu apa yang harus ku lakukan.
Bukan, ini bukan sebuah keluhan.
Ini hanya sebuah luapan kecewa atas makna percaya yang
ditelantarkan.
Dan atas pembodohan terhadap diri sendiri.
Sekian saja.
Aku tidak ingin percaya pada kesemuan apapun lagi.
Kereen ih tulisannya! ^^
BalasHapusHehe Alhamdulillah. Makasih kak^^/ :D
Hapus