Jumat, 30 Januari 2015

Baris Waktu-1

  • Kamu tidak benar-benar tau apa rasanya, sampai kamu benar-benar mencoba atau mengalaminya sendiri.
  • Dia tau dan sudah bisa membedakan mana yang spesial dan khusus, serta yang mana yang biasa saja. Meski dugaannya tak selalu benar.
  • Aku ngantuk. Terpejam karena bosan ku. Meringkuk, merindukan sesuatu yang tak pasti. Bermimpi seakan nyata yang ada pada lingkaran rindu.
  • Kita terus belajar. Sebaris demi sebaris. Memahami setiap hitam kata, mengajarkan pada yang lain, agar kita sama-sama mengerti.
  • Terkadang sahabat mu secara tak sadar menyuntikan semangat pada tubuh mu dengan cara ajaibnya sendiri, dan kamu perlu sendiri untuk menyadari.
  • Mungkin itu tanda aku harus berhenti bersajak membawa sosok mu.
  • Cerita romantis macam di dalam tebal buku dongeng atau novel, tidak akan habis. Terus saja di cari, meski endingnya pun kamu sudah tau.
  • Sepertinya bosan ku telah merenggut secuil demi secuil kata yang ku punya untuk dirangkai menjadi agak indah.
  • Warna cahaya sore ini bagus sekali, setelah mendung yang mendera. Nikmati saja, sebelum cahayanya menghilang
  • Seakan ada sesuatu yg menghimpit pikiran-pikiran ku, entah apa itu, tak ada yang tau, bahkan aku sekalipun.
  • Kini  jam digital handphone ku menunjukan pukul 10:12pm. Masih terlalu dini  untuk terlelap, mata ku masih siap siaga menyambut dini harinya.
  • Malam dan segala pelengkapnya selalu bisa membuat ku berpikir. Berpikir untuk senantiasa berubah menerangi sudut kamar hati mu.
  • 10:42 PM, lagi-lagi sang mata masih terjaga, belum ingin terlelap. setidaknya sang hati sedang bahagia malam ini.
  • 11:24 masih belum terlelap. Seperti biasa, berkhayal, berimajinasi tentang sesuatu yang mungkin mustahil.
  • 11:24 bersiap untuk kejutan-kejutan dalam hidup selanjutnya, entah akan bahagia atau malah terluka.
  • 12:05 Ini waktunya bermimpi, semoga saja tidak mengurangi kualitas tidur ku, bila kamu memasuki tiap inci dalam mimpiku. Sekian~
  • 07:33 sepertinya hari ini akan menjadi seru bila kita saling bicara lagi, berbincang, menyatukan pikiran.
  • 10:30 aku terdampar sendiri di sebuah pulau harapan, dengan sepasang sayap baru yang kan membawaku terbang keangkasa.
  • 10:54 sungguh aku masih menunggu balasan dalam kolom itu. Meski terkesan membuang waktu.
  • 10:57 di detik terakhir jam malam ini, biarkan segalanya terpapar jelas. Tentang harapan-harapan yang dimiliki lagi.
  • 10:59 berharap hujan turun menemani tidur, dan membiarkan kumemakai selembar jaket yang kita punya. Sama.
  • 11:06 aku ingin seperti mawar hijau. Kering namun tidak merubah warna tiap jengkal kelopak yang dipunya.
  • 12:12am. Entah. Inspirasi untuk sekedar menulis atau apapun itu lenyap begitu saja, seakan memang tak pernah datang.
  • 11:11pm. Tulisan atau sebuah karya yang dibuat dengan hati maka hasilnya akan indah. tapi jika inspirasi tak menghampiri, aku bisa apa?
  • 11:22pm, sandaran yang kamu miliki saat ini mungkin tak selalu benar, bisa saja kamu terjatuh saat kamu terlalu bersandar. kursi rusak.
  • 11:25pm, Gila ya, segimana kita tidak saling kenal secara nyata, tapi aku dapat menyimpulkan suatu hal dengan satu kata 'idaman'
  • 11:26pm, dan aku ingin seperti mu. apa adanya, mungkin polos, kuat, sabar. Dan entahlah, aku hanya mengenalmu melalui 'layar kaca'
  • 11:32pm dia berkata, kamu tidak pernah tau sampai kapan kamu dapat bernafas, maka dari itu aku lebih memilih untuk bermanfaat bagi yang lain
  • 10:19pm. Aku beku. Beku bersama kertas-kertas dan kawanya ini. Dikerubungi makhluk penghisap darah, dan mencairlah aku karenanya.
  • 11:59pm. sudah hampir tengah malam kan? apa ada yang melihat? Jika tak dapat melihat, coba rasakan dengan hati.
  • 12:56am. Melewati garis tengah malam. Dan aku tetap terjaga, berdiam diri, dan melayang lah ingatan ku pada dini hari yg sepi.
  • 12:58am, setidaknya inspirasi mulai kembali menepi, dan semangat ku mulai kembali ketempat harapan-harapan yang sempat ditinggal.
  • Tak terlupakan, belum berhasil dilupakan, atau enggan melupakan?
  • Cahaya orange itu mungkin indah, tapi mungkin juga mengganggu. Kenapa? Banyak 'sisa' kisah yang blm terbuang.
  • Dibalik jendela menatap siaran ulang kisah klasik yang telah usang.
  • Ini namanya, mengada-ngadakan sesuatu yang sesungguhnya tidak pernah ada.
  • Bulan sabit dijam magrib tadi sedikit menggambarkan suasana hati yang memang sedang tercipta. Bagai senyuman.
  • Lagi-lagi diatas rumput yang basah, seperti yang sudah-sudah. Ada cerita didalamnya.
  • Ini tuh istilahnya kayak markir mobil terus depan belakang samping kanan+kiri ada mobil lain parkir juga. Mentok! gak bakal kemana-mana. kalo mau kemana-mana dan bisa jalan, ya tunggu mobil lain itu pergi, entah kapan, gak ada yang tau kan?. Ada solusinya sih, keluar dari mobil trus pergi. Naik kendaraan lain yang bisa kemana-mana.
  • Setidaknya dengan seperti ini, api itu bisa aku matikan. Entah untuk sejenak atau selamanya.
  • Dilantai 4 ini. Semua terlihat jelas. Kecuali 1 mobil yang msh terparkir di singgah sananya.
  • Tidak ada yang ingin ku katakan, dan tidak ada yang ingin ku tulis. Semuanya masih terasa abu-abu disini.
  • Kalo vas bunga udah pecah dan berserakan, mau di satuin lagi juga gak akan kembali sempurna kayak awal lagi. Akan ada bagian yang hilang
  • Andai aja semuanya sadar, kalo apa yang dilihat,didengar,dirasa itu semua cuma 'ilusi'
  • Aku pikir, bulan telah bersiap menghilang menutup malam, ternyata bulan masih terlihat di balik jendela. Semoga baik-baik saja.
  • Dan ketika lelah ku telah mencapai puncaknya, aku akan berhenti untuk selamanya, atau aku terhenti di persimpangan jalan, tanpa tau kemana tujuan, berbalik pun enggan.
  • Ketidak jelasan yg kelabu, seperti warna langit setelah hujan.
  • 00:16 selamat malam, selamat tidur, selamat merangkai bunga tidur
  • Dan detik ini pun, aku masih tetap terjaga menanti pagi datang. Sulit sekali memejamkan mata.
  • Aku sudah tahu ending film ini bahkan sejak awal film ini mulai. Lantas kenapa masih saja merasa heran?
  • 08:42pm, kerlap kerlip lampu nun jauh disana, sebagai pengganti bintang.
  • Setiap orang itu punya sudut pandang yang berbeda, menafsirkan arti berarti dengan berbeda. Ragam.
  • Kita nantikan saja, siapa yg akan bosan. Matahari yg menanti pagi datang, atau sang bulan yg setia menanti gelap tiba.
  • diatas lantai tertinggi di bangunan ini, aku kembali bermimpi berkhayal dan berharap. setidaknya sinar-sinar itu membuat harapan kembali ada
  • Selamat malam. selamat bermimpi. Semoga dapat terwujud pinta sang hati.
  • Berat adalah ketika tidak tau apa yang sesungguhnya diinginkan. Bukan masalah ingin sepertinya.
  • Kita putar saja terus menerus lagu kejujuran. Sampai besok matahari menampakan sinarnya.
  • Kalo aja bicara semudah menatap memberi isyarat.
  • Menyambangi atap sebelum terlelap. Sekian saja , semoga kamu siapapun itu mimpi indah.
  • Ketika realita tidak sesuai dengan harapan yang kamu idamkan, ketika itu pula keputusan harus ada.
  • Aku tak ingin mencari dalam keramaian lagi.
  • Semua tampak bahagia setelah hujan reda dan membuat segalanya menjadi basah dan sejuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar