Melangkah dengan riang, buntutnya bergoyang-goyang, manis
terlihat oleh mata.
Dulu ia berdua, kini ia sendiri tampak kesepian.
Dulu ia bermanja-manja dengan malaikat tanpa sayapnya, kini
tak ada lagi tempatnya untuk bermanja.
Kini malaikat tanpa sayapnya telah meninggalkannya,
meninggalkan karna dianggapnya telah dewasa.
Telah dewasa dan dirasa bisa mengerjakan segalanya sendiri
tanpa perlu bantuan malaikat tanpa sayapnya itu.
Mungkin awalnya berat dirasa olehnya, mungkin awalnya terasa
sulit, tak terbiasa, mungkin.
Ingin aku menyentuhnya, menemaninya, bermain bersamanya,
tapi ia selalu menghindar tak ingin disentuh oleh siapapun kecuali malaikat
tanpa sayapnya.
Kini tak ada yang menjaganya, tak ada yang menjadi teman
hidupnya, belum tepat baginya mencari teman hidup baru, karna bagiku ia masih
anak-anak.
Aku hanya dapat mengamatinya, sesekali mengajaknya bicara,
tapi yang kudapat hanya balasan kata yang tidak kumengerti.
Bagiku ia masih sangatlah kecil, aku berpikir jika aku
menjadi dirinya apa aku sanggup?.
Sanggup sendirian tanpa malaikat tanpa sayap yang menjagaku?.
Sesekali ketika malaikat tanpa sayapnya berlalu
dihadapannya, ia membuntuti di belakangnya.
Berharap semua akan kembali seperti dulu, berharap malaikat
tanpa sayapnya itu dapat menemaninya lagi seperti dulu.
Kemudian ia kembali, dengan harapan-harapan yang masih sama
karna satupun belum ada yang menjadi kenyataan.
Aku masih mengamatinya, mengamati tanpa tau betina atau
jantan kah dirinya?, tanpa tau apa yang ada dipikirannya?, dan tanpa mengerti apa
yang di ucapkannya?.
Karna ia hanyalah seekor kucing kecil yang entah siapa majikannya.
Seekor kucing yang entah siapa namanya.
Seekor kucing yang kesepian, tak ada teman bermain, tak ada
teman bicara.
Lalu siapakah malaikat tanpa sayapnya itu?, jelas dia adalah
induknya.
Induknya yang dulu menemaninya, mencarikan makanan untuknya,
mencarikan tempat berteduh, dan memberikan kehangatan dengan peluk kecilnya.
Dan lagi-lagi saat ini ia harus berjuang sendiri tanpa
induknya, tanpa ada yang memberikan peluk hangat kecil baginya, mencari makan
sendiri, dan mencari tempat berteduh kala hujan mulai datang sendirian.
Aku berharap kucing kecil kesepian itu dapat cepat tumbuh menjadi kucing besar
yang memiliki teman hidup baru, teman hidup yang menemaninya, menggantikan
posisi induknya itu, tanpa sedikitpun menggeser posisi induknya di hati
kecilnya.
Aku akan terus mengajakmu bicara, meski aku tidak akan
pernah mengerti balasan kata yang kamu berikan, karna kamu seekor kucing dan
aku seorang manusia.
Cinta memang banyak bentuknya, mungkin tak semua bisa
berseatuu.
Tulus-sepatu
Saya jadi belajar arti cinta yg baru dari tulisan ini.
BalasHapushe? serius teh ? hehehe :)
Hapus