Selasa, 04 Desember 2018

Lima Bait, Sembilan Belas Baris untuk Sendu


Sendu, percayalah dengan perkataanku ini.
Mereka yang sudah seribu tahun lamanya pun masih bisa kandas bergitu saja.
Bagaimana dengan dirimu dan Rayu, yang baru saja berjalan dua tahun ini?
Masih sebesar biji  jagung perjalanmu, kata mereka.

Sendu, sadarlah bahwa kini Rayu telah berlalu.
Berlalu meninggalkan segala kenangan di pipi dan bibirmu.
Jika hujan datang sore ini, masuklah ke dalam derasnya.
Sambil berharap segala kenangan di pipi dan bibirmu terhapus musnah selamanya.

Sendu, sadarlah!
Tidak ada yang abadi di dunia ini.
Ingat, bahwa perpisahan selalu menghantui tanpa kenal lelah.
Mencipta luka cepat atau lambat kapanpun semesta menghendaki.

Sendu, meski kini Rayu telah berlalu.
Jangan ragu untuk maju.
Sebab semua hanya masalalu.
Yang harus kau jadikan pelajaran, untuk hidupmu.

Hai Sendu, jangan lupa dengan kalimat karya penulis Favoritmu ini
“Setia adalah pekerjaan yang baik, nak! Berangkatlah” (M Aan Mansyur)
.
.
Ya meski setia saja memang tidak cukup.


Untuk: Sendu
Dari: K, sahabatmu




Dokumentasi Pribadi: ftrrzkm.


ftrrzkm, 6:21 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar