matamu sudah berlinang.
Lalu apakah aku sanggup mendengarkan setiap resahmu?
Satu kata terucap, satu tetes mengalir disana.
Membuatku mengerti betapa pedihnya hatimu.
Kamu katakan, kamu tidak ingin pulang?
Padahal yang kutangkap selama ini disanalah tempat
ternyamanmu.
Sungguh memang tiada yang sempurna
di tempat ternyaman pun, masih bisa menimbulkan pedih di
hati.
Terlalu banyak tekanan katanya.
Terlalu banyak disudutkan, disalahkan, dan dibandingkan.
Kupeluk erat-erat tubuhmu yang gemetar.
Kucoba untuk rasakan apa yang kamu rasakan.
Meski pada puncak kisah dan tangismu,
kamu katakan bahwa kamu relakan semua.
Aku tetap tahu bahwa pedih itu masih ada
dan bahwa kisah sedih ini akan terus kamu bawa
sebagai sebuah ketakutan dimasa depan.
Dukunganlah yang kamu butuhkan
bukan sebuah predikat negatif
dan bukan tekanan yang melemahkan diri.
Pulanglah dan berharaplah semoga mereka mengerti.
Kamu adalah yang terkuat, percayalah.
Untuk kamu.
Dari dirimu sendiri.
ftrrzkm
hati2 di jalan....
BalasHapusNangis
BalasHapus