Sabtu, 26 Maret 2016

Perihal Buku yang Mencantumkan Namaku dan Namamu

Aku menghabiskan hari dengan deretan kata yang terangkai dalam buku
yang tak pernah habis kubaca.

Aku mencarimu diantara ribuan tanda baca
dalam buku langka yang sedang kubaca.

Mencari kutipan-kutipan romantis
seraya menyebut namamu lirih
dalam hening yang terjaga hangatnya.

Aku menari bersamamu
dalam imajinasiku
yang tumpah ruah pada lembar-lembar kertas penawar rindu.

Aku bernyanyi untukmu
dengan puisi-puisi penuh rima
bermakna cinta
yang kita buat berdua
 dalam lautan manusia yang riuh gaduh.

Akan kutuliskan kamu
dalam ribuan puisi cinta kita
yang akan kukirimkan bersama doa dan surat penuh bahagia.

Kuberi lipat kecil, pada bab yang kucipta tentang kita.
Dan kuberi garis warna-warni pada kalimat yang menggumamkan kisah kita lirih.

Kemudian
kuselipkan setiap surat cinta yang kamu kirimkan
dalam buku yang mencatat namaku dan namamu.

Beribu surat sampai menjadi lautan pun tak apa
karena sudah kusiapkan tempat untuk suratmu berlabuh.

Surat cinta yang akan kurangkai
menjadi buku langka
yang tak akan pernah habis dibaca

mencatat namaku dan namamu.

Itu saja.

-ftrrzkm

12 komentar:

  1. Aku baca ini jadi kangen mantan. Gimana dong, Fit. :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayoloooh :( aku enggak tanggung jawab ya kak Tiwi haha :'D

      Hapus
  2. Surat cinta buat gue ya?
    Sok sweet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Surat cinta untuk ka Dicky sampaikan kepada penerima yang kutuju
      .
      .
      .
      Ka Dicky tukang pos kan?

      Hapus
  3. Perihal kamu yang selalu ceria meskipun ku tahu tak seceria itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perihal kamu yang mudah tertawa, lalu najis melihat kelakuanku (?)

      Hapus
    2. Aku receh hingga semuanya bisa ditertawakan. Kamu kucing bukan anjing maupun babi :(

      Hapus
  4. Habis... Jgn sampai kehabisan buku langka itu... Sadis... Perasaan bagai paku tanpa palu... Atau palu bisa dihantikan dengan batu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Palu bisa digantikan dengan batu, karena ada pribahasa "tidak ada rotan, akar pun jadi"

      Hapus
  5. Habis... Jgn sampai kehabisan buku langka itu... Sadis... Perasaan bagai paku tanpa palu... Atau palu bisa dihantikan dengan batu...

    BalasHapus